Pagari Sekolah hingga Ponpes dari Hepatitis Akut
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani berfoto bersama siswa-siswi SMPN 21 Surabaya seusai sosialisasi hepatisis akut kemarin 22 Mei 2022.-Humas Pemkot Surabaya-
SURABAYA, DISWAY.ID- Kasus hepatitis akut sudah masuk ke Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengungkapkan, ada 14 pasien yang terkonfirmasi. Fakta itu diungkapkan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR kemarin, 23 Mei 2022.
”Tapi, yang meninggal akan kami sampaikan ada empat orang, yang sisanya masih dalam perawatan,” ujar Dante.
Tiga kasus pertama di Indonesia ditemukan pada 27 April 2022. Semuanya di bawah 16 tahun dan sudah meninggal dunia.
Ia mengatakan, kemampuan penanganan masih minim. Sebab, penyakit tersebut masih tergolong baru. ”Kemampuan kita untuk melakukan transplantasi hati masih terbatas sehingga anak tersebut meninggal dunia,” ucap Dante.
Secara global, sudah ada 614 pasien hepatitis akut yang tersebar di 31 negara. Kasus pertama ditemukan di Inggris pada 6 April.
Jajaran Pemkot Surabaya bersama Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya mendatangi lembaga pendidikan kemarin. Mulai PAUD, TK, SD, SMP, hingga pondok pesantren.
Sosialisasi tersebut dimulai dari PAUD Teratai Kebonsari, TK Perwanida Karah, SDN Karah 1, SMP Negeri 21, hingga Ponpes Al Fitrah di kawasan Tanah Kali Kedinding, Kota Surabaya. ”Peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk mengingatkan anak-anak dalam menjaga kesehatan dan kebersihan,” kata Rini Indriyani, ketua TP PKK Surabaya sekaligus istri Wali Kota Eri Cahyadi.
Seluruh tenaga kesehatan di Kota Pahlawan sudah dikerahkan untuk melakukan sosialisasi mengenai gejala, pencegahan, dan penanganan hepatitis akut pada anak.
”Virus ini menyebar melalui oral-fekal, yakni virus yang masuk ke mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi penderita sebelumnya. Nantinya, apabila mendapat keluhan dari anaknya, bisa segera ditindaklanjuti dengan membawanya ke puskesmas,” ujarnyi
Selain Dinkes dan Dispendik Surabaya, tim sosialisasi berisi petugas Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Surabaya. Mereka minta kantin sekolah memasak makanan dengan benar. Sendok, piring, dan peralatan makan harus dicuci dengan sabun sampai bersih.
Satpol PP dan BPBD Kota Surabaya juga diminta mengawasi pedagang makanan yang berjubel di dekat pintu masuk sekolah.
Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina telah mengumpulkan seluruh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas untuk membantu melakukan sosialisasi pencegahan virus hepatitis akut kepada seluruh lapisan masyarakat. ”Mulai minggu kemarin kami sudah turun dan bergerak ke semua wilayah. Kami juga bersinergi bersama Bunda PAUD, Dispendik, dan Kemenag Kota Surabaya untuk bergerak cepat mengantisipasi penularan virus hepatitis akut,” terang Nanik.
Untuk mewaspadai kasus itu, nakes menerangkan beberapa gejala awal. Yakni, mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. Kalau muncul gejala itu, anak diharapkan segera dibawa ke faskes terdekat untuk mendalami gejala lanjutan.
”Gejala lanjut ini ditandai dengan air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, kesadaran menurun, gangguan pembekuan darah, dan kejang,” ujarnyi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: