Pameran Tugas Akhir Siswa SMKN 12 Surabaya Tampilkan 400 Karya dari 15 Jurusan

Pameran Tugas Akhir Siswa SMKN 12 Surabaya Tampilkan 400 Karya dari 15 Jurusan

DUA SISWI memotret temannya di depan deretan lukisan karya murid jurusan Seni Rupa SMKN 12 Surabaya yang dipamerkan di Maspion Square, Surabaya, pekan lalu (19/5). -Guruh Dimas-Harian Disway-

SMKN 12 SURABAYA merupakan satu-satunya sekolah kejuruan kesenian di Surabaya. Sebagai tugas akhir, mereka wajib membuat karya seni. Hasilnya dipamerkan di Maspion Square, Surabaya, pekan lalu (19-21/5).

Tidak biasanya lantai dua gedung Maspion Square, Jalan Ahmad Yani Surabaya seramai itu. Apalagi, saat itu Kamis siang (19/5). Bukan weekend. Yang memenuhi anak-anak remaja pula. Beberapa di antara mereka mengenakan seragam ungu. Khas seragam sekolah kejuruan. Beberapa lagi memakai kostum tari.

 

Mereka bukan sedang cosplay atau merayakan Hari Kartini. Anak-anak muda tersebut hendak menampilkan tarian-tarian tradisional di hadapan para pengunjung. Yakni kepala sekolah dan guru-guru SMKN 12 Surabaya. Penampilan mereka adalah bagian dari rangkaian acara Pameran Tugas Akhir SMKN 12 Surabaya. Dari 15 jurusan, yang dipamerkan mencapai 400 karya.

 

’’Pameran ini bisa dibilang sebagai produk anak pandemi. Karena semua siswa berproses selama pandemi tahun lalu,’’ ungkap BS Pracihara, kepala SMKN 12 Surabaya.

Karena itu, wajar kalau terdapat beberapa karya yang belum maksimal pengerjaannya. ’’Tetapi tidak banyak dan dapat dimaklumi. Karena memang mereka banyak berproses mengerjakan tugas akhirnya di rumah. Kalau di sekolah, tentu lebih bagus,’’ tambah pria berusia 59 tahun tersebut.

 

Di panggung utama, terdapat perlengkapan wayang kulit. Beberapa siswa jurusan Pedalangan memainkan wayang secara singkat pada hari pertama pameran. Untuk seni pertunjukan, yang tampil adalah siswa-siswi kelas 10 dan 11. ’’Tugas akhir seni pertunjukan kelas 12 telah diuji dan diselesaikan di sekolah. Jadi dalam kesempatan ini, yang tampil adik-adik kelas mereka,” terang Praci, sapaan Pracihara.

 

Salah satu tarian yang ditampilkan dengan apik oleh para siswa adalah gambyong. Meski masih remaja, mereka mampu membawakan tarian yang tergolong sulit tersebut.

 

Selain ruang utama, hampir seluruh ruangan lantai dua Maspion Square dipakai untuk ajang pameran tugas akhir. Jurusan Seni Rupa terletak di bagian ujung. Puluhan karya dipajang di sisi kiri dan kanan dinding. Serta di sebuah panel dua sisi yang membujur di tengah-tengah.

 

Salah seorang siswi Seni Rupa yang memamerkan karya adalah Diah Asri Magdevi. Dia melukis pisang dengan gaya still life yang cukup kuat. Karya-karya lain juga tak kalah dengan karya still life milik perupa profesional. Farid Ma'ruf, guru Seni Rupa menyebut bahwa siswa-siswinya telah digembleng dalam keilmuan seni rupa sejak kelas 10.

 

Karya kriya kulit dipamerkan di bagian sudut kanan ruangan. Agak di tengah. Produknya  begitu beraneka ragam. Seperti tas kulit, topi, dompet, dan sebagainya. ’’Kami menggunakan kulit domba atau sapi. Karya-karya ini dibuat langsung oleh setiap siswa,’’ jelas M Magrizaari, salah seorang siswa jurusan Kriya Kulit.

 

Di stan mereka juga ada produk khusus yang dijual dengan harga seikhlasnya. Antara lain dompet dan gelang. ’’Khusus produk ini, pengunjung boleh membeli dengan harga berapa pun. Kalau yang lainnya ada harganya. Relatif mahal, mengingat bahannya kulit,” tambah dia, lantas menunjuk produk yang dilabeli harga seikhlasnya.

 

Begitu pula dengan jurusan kriya tekstil. Para siswa memamerkan produk rajutan. Tas jinjing, tirai hias, model busana, dan sebagainya. Sedangkan jurusan animasi mengetengahkan karya-karya digitalnya.

 

Karya siswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) tak kalah unik. Karya-karya mereka mengambil tema Wisata Jawa Timur. Siswa-siswi DKV menyajikan lima jenis karya. Yakni visual merchandise, merchandise, media promotions, organizer, dan fotografi.

 

Tiga karya terpajang berupa papan selancar. Beberapa objek khas Jawa Timur terpasang di badan papan tersebut. Mereka juga mendesain beberapa helm dengan berbagai ornamen yang identik dengan provinsi paling timur di Pulau Jawa itu. Sekaligus khas anak muda.

 

Dimaz Ari Prabowo, guru DKV SMKN 12 menyebut bahwa karya para siswa di jurusan DKV dibuat dalam rangka mempromosikan potensi wisata di Jawa Timur. ’’Tema pameran DKV tahun ini berbeda. Kami memacu kreativitas serta wawasan siswa untuk membuat karya yang sesuai,’’ terangnya.

 

Di sudut lain, Desain Interior dan Teknik Furnitur memamerkan beragam hiasan interior. Termasuk pajangan dinding dan desain tata letak furnitur. Berbeda dengan jurusan lain, siswa-siswi Desain Interior dan Teknik Furnitur menyelesaikan sekolah mereka selama empat tahun. Ijazah yang diterima pun setara D1.

Sumber: