Bud Wichers, Kontributor Harian Disway, Tiba Lagi di Medan Perang Ukraina

Bud Wichers, Kontributor Harian Disway, Tiba Lagi di Medan Perang Ukraina

Seorang ayah menggendong putranya di antara puing-puing tank Rusia di Kota Irpin Ukraina, Selasa (31 Mei 2022))-Bud Wichers/Harian Disway-

Katanya, perjalanan ke timur masih jauh. Kurang 470 kilometer lagi menuju jantung Ukraina: ibu kota Kyiv. “Mudah-mudahan sinyal internet membaik,” harap jurnalis 45 tahun itu.

Rusia memang berkali-kali menyerang jaringan internet di Ukraina. Saat liputan pertama di Ukraina Budi merasakan sinyal internet yang tidak stabil. Tapi, tidak separah sekarang.

Upaya pelumpuhan internet itu sukses dilakukan di Kota Kherson, di wilayah selatan. Komunikasi mobile rakyat sipil dan militer Ukraina mati total, kemarin, 1 Juni 2022.

Rusia telah menghancurkan infrastruktur telekomunikasi di Ukraina selama melancarkan invasi. Namun, Ukraina memiliki infrastruktur internet yang tersebar dari berbagai penyedia layanan. Ketika ada alat yang dirusak, mereka bersatu untuk menyambungkannya ke infrastruktur internet lain. Dengan cara itu, internet di Ukraina masih bisa bertahan.  

Keesokan harinya, Budi mengirimkan foto bersama penumpang bus lainnya. Ia berhenti di Bucha, kota kecil di barat laut Kiev. Cuaca sedang cerah, namun latar belakang foto itu sangat menyedihkan: rumah warga hancur lebur.

Bud Wichers (tiga dari kiri) berfoto bersama wartawan Jerman dan warga lokal saat beristirahat di Kota Bucha yang hancur lebur, Selasa (1 Juni 2022). -Bud Wichers/Harian Disway-

Sedikit lagi, ia sampai di Kyiv. Selain beristirahat di Bucha ia juga mampir ke kota Irpin. Setelah mengirim foto dari Bucha, Budi berjanji akan mengirim foto lebih banyak begitu sampai di hotel.

Hotel tempatnya menginap ternyata sudah disulap jadi tempat perlindungan. Karung pasir yang biasanya berjejer di jalanan kota, sudah dimasukkan ke lobi hotel. Mereka mewaspadai sniper Rusia dan peluru nyasar. 

“Orang-orang di Kyiv hidup dalam ketakutan karena roket jarak jauh yang dimiliki Rusia,” Serangan roket itu banyak menghancurkan apartemen, dan gedung sipil lainnya di pusat kota. 

Bunyi sirene yang ia dengar saat liputan dua bulan lalu, kini makin sering menyala. Suaranya mengganggu jam tidur rakyat Ukraina. Saat tanda bahaya mengudara, semua yang ada di kamar hotel atau apartemen harus mengungsi ke bunker.

“Aku terkejut ketika melihat kerusakan yang terjadi selama tiga bulan ini. Aku pergi ke Bucha dan Irpin. Banyak sekali kuburan masal,” ucap Budi. 

Budi masih mencari tahu berapa jumlah korban dari pihak Ukraina. Informasi yang banyak bermunculan justru korban dari militer Rusia. Pihak Ukraina mengklaim bahwa mereka telah menewaskan 30 ribu prajurit Rusia. 

Jika dari pihak Rusia saja sudah ada 30 ribu korban, Anda bisa membayangkan berapa banyak korban dari Ukraina yang diinvasi. (*)

Heran, Makin Banyak Orang Berkumpul di Kyiv, baca besok… (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: