Pemerkosaan di Luwu Timur Pelik
Situasi kemudian hening. Semua terdiam. RA kembali bertanya, ke semua anak:
”Benarkah ini, Nak?”
”Iya, Mamak. Saya juga dianu pantatku,” kata anak yang lain lagi.
”Saya juga Mamak,” jawab anak bungsu.
Spontan, RA meraih ketiga anak wanita. Merangkul. Mereka menangis bersama.
Tak lama, RA membuka semua pakaian anak-anak wanita itu. Memeriksa dengan teliti. Tangis RA menjadi-jadi. Malam itu dia tak bisa tidur.
Esok pagi RA membawa ketiga anak wanita pergi ke kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial Luwu Timur.
Kepala Bidang Pusat Pelayanan Firawati menerima RA di ruang kecil bersekat. Sementara itu, ketiga anaknyi berada di fasilitas permainan di unit tersebut.
RA menceritakan kepada Firawati kronologi tersebut. Firawati kepada RA mengaku kenal baik dengan SA (mantan suami RA). Firawati-SA teman sesama ASN di kabupaten itu.
Firawati langsung menelepon SA, memberi tahu, bahwa RA dan tiga anak-anak melaporkan semua detail. Cepat, SA tiba-tiba sudah tiba di kantor pelayanan itu. Ketemu mantan istri dan tiga anak wanitanya.
Firawati ditanya wartawan, mengapa mempertemukan SA dengan pelapor? Dijawab: ”Kan, kami teman sesama ASN. Mau dikonfirmasi.”
Firawati: ”Tahu, tidak? Semua anaknya berburu ke bapaknya. Justru mamaknya ditinggalkan. Bahkan, anak-anak agak berat meninggalkan bapaknya waktu dipanggil sama mamaknya."
Sebaliknya, RA kepada wartawan mengatakan: ”Setelah dia (Firawati) menelepon mantan suami saya (SA), dia bilang ke saya, bahwa saya mengajari anak-anak memfitnah ayahnya.”
SA, begitu tiba di kantor pelayanan itu, langsung mendamprat eks istrinya, RA. Terjadilah adu mulut keras. Bantah-membantah.
Firawati lalu menyuruh RA pulang bersama anak-anak. Meminta agar mereka datang ke situ lagi besok. Karena saat itu situasi kacau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: