Teh Bersahabat, Semangka Keberuntungan

Teh Bersahabat, Semangka Keberuntungan

Pada 4 Oktober lalu, umat Konghucu di Boen Bio merayakan hari lahir Nabi Kong Zi dalam bentuk peribadatan. Dengan harapan agar umat dapat senantiasa mengingat dan mencontoh keteladanan Sang Nabi.

Sebelum peribadatan hari ulang tahun Nabi Kong Zi, para perempuan di Kelenteng Boen Bio, Kapasan, Surabaya tampak sibuk. Semua memiliki tugas masing-masing.

Para perempuan di Kelenteng Boen Bio menghias buah-buahan dan membentuk hiasan-hiasan bunga untuk persembahan dalam upacara. (Boen Bio untuk Harian Disway)

Salah seorang perempuan meronce melati. Yang lainnya menyiapkan hiasan dari kertas untuk dipasang di berbagai jenis buah serta manisan.

Ada yang merangkai kertas menjadi sebentuk kelopak bunga yang indah, berwarna merah muda dan putih. Beberapa orang berpakaian kemeja putih dan bawahan hitam juga sedang bersiap-siap. Mereka akan bertugas sebagai penyerah sesaji.

”Sajian persembahannya, antara lain: teh, bunga, kue mangkok, buah pisang, semangka, pir, manisan dan lain-lain,” ujar Anuraga Taniwidjaja, yang siang itu akan menjadi pendamping Wen Shi Handoko Tjokro, pemimpin peribadatan.

Teh merupakan sajian utama yang selalu ada di tiap peribadatan ulang tahun Nabi Kong Zi. ”Teh merupakan lambang persahabatan. Ketika kita duduk bersama dan meminum teh, tak ada sekat di antara kita. Semua sama, setara,” ungkapnya.

Manfaat minum teh juga sebagai sarana relaksasi dan ketenangan pikiran. Harapannya, agar umat Konghucu senantiasa bersatu dan bersahabat. Baik dengan sesama umat maupun orang lain.

Semangka melambangkan keberuntungan. Warna buahnya yang merah serta bijinya yang banyak menandakan kelimpahan rezeki. ”Kalau pisang lambang kebersamaan. Buah-buahnya ada dalam satu tandan. Tumbuh sekali namun sebelum layu, muncul tunas-tunas di sekitarnya,” ungkap Liem Tiong Yang, seorang pemuka agama Konghucu yang siang itu mengikuti peribadatan sebagai umat.

Banyak buah yang dihias penuh simbol. Pisang sebagai lambang persatuan dan kebersamaan, serta buah pir yang bermakna kesetiaan. (Boen Bio untuk Harian Disway)

Sedangkan buah pir, dalam bahasa Tionghoa berarti lie, artinya setia. Para penganut Konghucu wajib setia dan patuh pada Tuhan Yang Mahaesa, seperti yang diajarkan oleh Nabi Kong Zi.

Selain itu umat wajib menaati peraturan masyarakat atau negara di mana pun mereka tinggal. ”Sebagai warga negara Indonesia, umat Konghucu wajib patuh dan taat terhadap peraturan. Wajib mencintai bangsa dan negara dengan segenap hatinya,” ungkap pria 58 tahun itu.

Kue mangkok sekilas terlihat seperti roti kukus. Namun warnanya lebih merona. Kue tersebut melambangkan kebahagiaan serta harapan yang senantiasa mekar. Dalam tiap peribadatan yang menyertakan kue mangkok, jumlahnya pasti ganjil.

Seperti peribadatan di Boen Bio siang itu, kue mangkoknya berjumlah sembilan. Sebagai persembahan kepada leluhur dan Nabi Kong Zi. Sebelum pandemi, peringatan hari ulang tahun Kong Zi biasanya disemarakkan dengan kirab liong dan barongsai, berjalan mengitari kelenteng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: