Cinta Kasih Menguatkan Energi Positif
Air merupakan kekuatan terbesar alam semesta. Banyak peradaban yang dibangun di tepi sungai. Air pun merupakan sarana penyembuhan paling efektif. Budayawan Yongki Irawan menelitinya. Dari sisi ilmiah serta konteksnya dalam kearifan lokal Nusantara.
Dalam keluarga Jawa pada masa lalu, ketika ibu memandikan anaknya, akan mengguyur ubun-ubun si anak. Menepuk-nepuknya sambil berdoa, ”Utekmu cek encer yo, Nak”. Otakmu semoga jernih ya Nak.
Hal demikian itu -bagi budayawan Yongki Irawan- bukanlah sekadar kebiasaan. ”Di baliknya ada manfaat. Utamanya tentang terapi motorik pada wilayah otak tengah atau midbrain,” ujarnya.
Ketika dunia Barat melakukan penelitian intensif tentang neurosains atau penelitian tentang otak, termasuk penjabaran fungsi masing-masing anatominya, masyarakat Nusantara telah memahaminya sejak lama.
Bahkan melakukan kebiasaan-kebiasaan khusus yang berkaitan dengan air untuk memaksimalkan fungsi otak manusia.
Mandi di bawah air yang terpancar dari sebuah sumber air atau grojogan bisa dilakukan. Entah dari sumber air, air terjun maupun pancuran alami lainnya. Sebab energi ion positif yang dikandung masih murni dan tak terkontaminasi. Seperti yang dilakukan di grojogan Sumber Umbulan ini.
Fungsi tegmentum midbrain, salah satunya adalah pembentukan area retikuler. Yakni jaringan saraf inti yang bertanggung jawab terhadap fungsi vital. ”Antara lain kesadaran, gairah, kinerja jantung dan koordinasi gerakan tubuh,” ujarnya. Selain itu pada jaringan inti merah dalam otak tengah, bertugas mengendalikan saraf motorik manusia.
Maka kebiasaan menepuk ubun-ubun anak dengan lembut, tepat di bagian tengah, dapat memberikan terapi penyegaran untuk mengembangkan daya motorik anak.
Apalagi dengan bantuan air segar yang di dalamnya terkandung ion-ion oksigen. ”Karena air dapat menciptakan gelombang energi yang berpengaruh bagi kehidupan manusia,” ujarnya.
Penelitian tentang air paling rinci pernah ditulis oleh ilmuwan Jepang bernama Dr Masaru Emoto. Tertulis dalam bukunya yang populer, berjudul The True Power of Water.
Dari buku tersebut Yongki menyimpulkan bahwa masyarakat Nusantara telah menemukan kesimpulan setara dengan penelitian Dr Masaru, ribuan tahun sejak buku itu ditulis.
Dalam buku disebutkan bahwa air dapat menyerap informasi yang diberikan manusia. Jadi, jika air diberikan informasi atau ucapan yang baik dan positif, seperti doa dan sebagainya, maka kualitasnya akan membaik.
Membentuk ion-ion kristal yang memiliki energi positif. Tetapi jika diberikan bisikan yang kurang baik atau negatif, maka kualitasnya menurun. Memudarkan kadar ion positif. Bahkan dapat menghilangkannya.
SImpulannya, informasi atau perlakuan yang diberikan kepada air, dapat mengubah kualitas air tersebut. Kualitas air yang baik dapat berguna untuk penyembuhan, konsumsi dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: