Paetongtarn, Shinawatra Baru di Kancah Politik Thailand
WAJAH CANTIK Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu Thaksin Shinawatra, saat menghadiri pertemuan tahunan partai Pheu Thai di Bangkok, 24 April.-MANAN VATSYAYANA-AFP-
BANGKOK, HARIAN DISWAY - Penampilannya memang sangat memikat. Cantik. Muda. Masih berumur 35 tahun. Seorang influencer. Pengikutnya di Instragram ada jutaan orang. Hidupnya glamor. Sangat kaya. Tetapi selalu mencitrakan diri sebagai gadis kecil.
Kurang apa, coba?
Bagi perempuan itu, yang kurang ada satu: kiprah di jagat politik!
Ya, dialah Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu Thaksin Shinawatra. Tentu, Anda paham bahwa nama Shinawatra adalah figur penting dalam kancah politik Thailand. Setidaknya ada dua Shinawatra yang pernah mengisi dunia politik Negeri Gajah Putih tersebut.
Yang pertama adalah Thaksin Shinawatra. Ia adalah PM Thailand pada 2001-2006 sebelum kekuasaannya digulingkan militer. Berikutnya ada Yingluck Shinawatra, adik Thaksin, yang menjadi PM pada 2011-2014. Kekuasaannya juga berakhir di tangan militer.
Nah, rekam jejak ayah dan tantenya itu membikin Paetongtarn cukup pede melangkah. Dia menyatakan diri siap maju di pemilu Maret 2023.
BUNGA-BUNGA yang diterima oleh Yingluck Shinawatra, mantan PM Thailand, dari para pendukungnya, 17 Februari 2016.-NICOLAS ASFOURI-AFP-
Langkah itu menunjukkan bahwa pengaruh klan Shinawatra sudah sampai pada generasi yang lebih muda. Sekaligus ’’melanggengkan’’ perseteruan selama sekitar dua dekade antara keluarga superkaya itu dengan elite militer yang jadi loyalis monarkhi.
Kini, Paetongtarn adalah ’’komoditas’’ Partai Pheu Thai. Namanya bahkan sudah mantap sebagai kandidat PM dari partai tersebut.
Menurut Paetongtarn, semangat hidupnya memang berasal dari Thaksin. Dukungan dari sang ayah yang berusia 76 tahun itu begitu menguatkan. Bahkan, Paetongtarn juga selalu menyebut dirinya sebagai ’’bocah kecil kesayangan ayah.’’
Sentimen nostalgia itu membawa nama Paetongtarn sebagai favorit kaum miskin dan warga pedesaan. Dan dari warga-warga itulah Thaksin mendulang banyak suara pada pemilihan 2001 dan 2006.
THAKSIN SHINAWATRA diwawancarai oleh Agence France-Presse di Hongkong, 25 Maret 2019.-Isaac Lawrence-AFP-
Yang harus diwaspadai tentu kaum birokrat elite dan militer. Betapa tidak, partai yang berafiliasi dengan Thaksin selalu menang pemilu Thailand sejak 2001. Tetapi, ujungnya selalu sama. Kekuasaan mereka berakhir di tangan militer. Termasuk kekuasaan Yingluck yang diakhiri oleh Jenderal Prayut Chan-O-Cha.
Catatan sejarah itu tidak membuat gentar Paetongtarn. Kepada Agence France-Presse, April 2022, dia menunjukkan optimismenya. ’’Kita bisa mengubah Thailand. Dari negara yang terbelit utang, penuh penderitaan, tanpa masa depan, menjadi negeri yang penuh optimisme bagi generasi mendatang,’’ ucap Paetongtarn.
Kita tunggu… (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: