Cheng Yu Pilihan Pendiri Nanyang Bridge Media Gandhi Priambodo: Zai Jia Kao Fu Mu, Chu Wai Kao Pengyou
Cheng Yu Gandhi Priambodo--
Gandhi Priambodo percaya betul pada ungkapan "在家靠父母,出外靠朋友" (zài jiā kào fù mǔ, chū wài kào péng yǒu). Yang artinya: di rumah bersandar kepada orang tua, di luar bersandar kepada teman. Pasalnya, menurut Gandhi, beragam pencapaiannya selama ini selain karena faktor Tuhan, juga karena dukungan dari kawan-kawannya –baik di Indonesia maupun di Tiongkok, negara tempat ia bersama istrinya tinggal sekarang.
Gandhi memang sudah lama bermukim di Tiongkok: mulai tahun 2003. Awalnya untuk kuliah S-1. Di Beijing Normal University. Mestinya Gandhi mudik setelah lulus dari sana. Tapi tidak. Ia melanjutkan pascasarjananya. Di Renmin University of China. Ambil jurusan Modern China Studies.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Umum KILL COVID-19 Adharta Ongkosaputra: Le Shan Bu Juan
Gandhi tertarik kepada Tiongkok karena terinspirasi dari kegemarannya membaca buku-buku soal Tiongkok yang banyak dikoleksi di rumahnya. Selepas S-2, Gandhi tetap tidak pulang kampung. Memilih buka usaha di Tiongkok: mendirikan PT yang diberinya nama Nanyang Bridge Media (南洋桥). "Kami adalah perusahaan Indonesia satu-satunya di Tiongkok yang bergerak di bidang pertukaran budaya lewat film dan TV," terang Gandhi. Makanya, lanjut Gandhi, belum lama berdiri, perusahaannya langsung menjadi partner utama China Central Television (CCTV) dan China Media Group (CMG) yang merupakan BUMN Tiongkok.
Banyak film Indonesia yang tayang di Tiongkok melalui perusahaan Gandhi. Cek Toko Sebelah, Trinity Traveler, Yowis Ben, Kartini, Keluarga Cemara, ialah beberapa di antaranya.
Pun demikian film Tiongkok yang tayang di Indonesia –terutama TV series dan dokumenter. Bahkan, kata Ghandi, "Kami sudah bikin joint production film Indonesia-Tiongkok yang ditayangkan di Tiongkok. Seperti film komedi Island Dream yang syuting di Bali, film romantika remaja Boundless Love yang syuting di Palembang, film Diplomatic Situation yang syuting di Hainan dan salah satu ceritanya mengenai awal mula Tiongkok membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia dan tentang Soekarno dengan Tiongkok."
Tidak hanya perusahaan perfilman, Gandhi juga mendirikan perusahaan konsultan khusus investor-investor Tiongkok: Gentala Institute. Lewat Gentala, Gandhi menjadi PR partner Sinovac, Xiaomi, dan Julong Group yang berinvestasi dalam bidang perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Ditanya bagaimana bisa dapat partner sebanyak itu, Gandhi tertawa, "Ya itu tadi. Karena di perusahaan-perusahaan itu banyak temen sekolah gue yang jadi pejabat. Jadi gue dapat kangtau. Hahaha..."(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: