Mengenal Entrepreneurs' Organization (1): Mau Jadi Member, Rogoh Ratusan Jutaan Rupiah
FOUNDER Harian Disway Dahlan Iskan saat diundang menjadi mentor Entrepreneurs' Organization Chapter Surabaya di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Januari 2022. -Harian Disway-
Presiden EO Chapter Surabaya Anthony Harsono.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Pertama, trust and respect. Bahwa setiap anggota harus saling percaya dan menghargai. Bisa mendengarkan pendapat apa saja dengan pikiran terbuka. Itu sangat penting untuk kenyamanan organisasi.
”Tidak boleh menghakimi dan berprasangka buruk terhadap siapapun,” lanjutnya. Sebab, siapapun tidak ada yang tahu apa yang telah dilalui seseorang di masa lalunya. Dengan sikap seperti itu bisa saling belajar bersama.
Kedua, thirst for learning. Harus punya mental yang selalu haus belajar. Selalu bergairah untuk belajar. Tidak hanya soal bisnis. Tetapi juga belajar mengembangkan diri dan mengasuh keluarga dengan baik.
Itu penting agar mampu update terhadap situasi dan perkembangan baru. Ketiga, think big alias punya pikiran besar. Berani mengambil risiko secara terukur. Punya tujuan dan ambisi yang kuat.
Keempat, together we grow. Di EO, para anggota tidak hanya belajar. Tetapi juga berkomitmen untuk saling membantu. “Mungkin EO tidak cocok bagi mereka yang tujuannya cari networking saja. Karena setiap member harus punya empat nilai itu dalam dirinya,” jelas Antony.
Dengan syarat yang ketat dan biaya yang besar, mengapa para pengusaha ini mau bergabung ke EO? Anthony punya alasan tersendiri.
“Kami sebagai pengusaha juga sering kesepian, lho. Mungkin sebagian orang nggak tahu rasanya jadi pengusaha seperti itu,” sambungnya setelah bercerita seputar kesibukannya. Maksudnya, sering bingung menemukan orang yang pas untuk dijadikan tempat bercerita. Terutama tentang masalah-masalah perusahaan.
Misalnya, saat kondisi perusahaan sedang down. Sementara direktur harus tetap memikirkan kesejahteraan karyawannya. Dalam kondisi seperti itu, Antony benar-benar tidak tahu mau bercerita ke siapa.
Namun, kebingungan dan keresahan sebagai pengusaha itu pun terjawab. Ia bertemu dengan orang-orang yang pas di EO. Yakni untuk berbagi pengalaman, bertukar pikiran, saling belajar dan saling membantu memecahkan masalah. Tidak hanya masalah bisnis yang dibahas. Tapi masalah apapun. Bahkan mungkin masalah rumah tangga.
Ada sesi pertemuan yang bersifat tertutup. Apa yang dibicarakan di sesi itu tidak boleh diceritakan kepada siapapun. Termasuk kepada istri atau suami.
EO juga sering mengundang tokoh untuk menjadi mentor. Biasanya memang pengusaha yang sangat sukses. Di forum itu, sang mentor diminta menyampaikan hal yang belum pernah disampaikan ke publik. Forumnya tertutup. Tidak boleh direkam. Anggota EO yang ikut forum itu juga berkomitmen menjaga kerahasiaan dari apa yang disampaikan sang mentor. (Mohamad Nur Khotib/Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: