Wabah PMK di Jatim Diyakini Melandai

Wabah PMK di Jatim Diyakini Melandai

OBAT PMK buatan Sanbe dicek oleh Asisten Deputi bidang Pengembangan Perkoperasian Kementerian Kopeasi dan UKM Bagus Rachman.-Julian Romadhon-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur masih ditetapkan sebagai wilayah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sapi. Pada Juli, puncak penambahan kasus harian terjadi empat kali. Bisa tembus lebih dari 3 ribu kasus per hari.

Namun, jumlah penambahan kasus harian melandai pada memasuki minggu keempat. Yakni di bawah seribu kasus per hari. Bahkan sempat mencapai 528 pada 26 Juli lalu.

BACA JUGA: Obat PMK Sapi Murah Meriah

Dari seluruh total kasus itu, sudah tercatat sebanyak 1.507 kasus kematian. Dan sebanyak 1.657 ekor yang dipotong paksa. Sementara akumulasi total kasus PMK sapi di Jatim mencapai 170.255 kasus.

Tentu wabah PMK yang meluas itu punya dampak signifikan terhadap penurunan populasi. Khususnya sapi perah dan susu. Jika tak segera mendapat penanganan, maka bisa menyebabkan krisis susu di Jatim di tahun-tahun mendatang. 

Itu terlihat jumlah sapi perah sebagai penghasil susu yang mengalami penurunan (lihat grafis). Pada bulan ini, populasi sapi perah di Jatim tinggal 290.326 ekor. Ada penurunan sekitar 8,3 persen atau sebanyak 26.199 ekor. 

“Tentu penurunan itu berdampak juga pada produktivitas susu,” ujar Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jatim Indyah Aryani saat menghadiri penyerahan dukungan bantuan PMK oleh PT Nestle Indonesia di KUD Dadi Jaya Pasuruan, Kamis, 28 Juli 2022.

Hasil susu harian di Jatim rata-rata berkisar 1.669 ton per hari sepanjang Januari-Maret 2022. Begitu PMK sapi merebak, hasil produksi susu turun lebih dari 50 persen. Tercatat sepanjang Mei-Juli 2022 sebanyak 894 ton per hari. 


PETERNAK sapi perah Nur Rohmah setelah memerah susu di kandang sapinyi di Batu.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Sementara susu segar yang sudah diolah mencapai 1.279 ton per hari sepanjang Januari-April 2022. Memasuki Mei, saat PMK merebak, produksi turun menjadi jauh di bawah 1.000 ton per hari. 

“Untuk sapi perah ini mood-nya agak beda dengan sapi potong. Butuh gizi yang bagus,” kata Indyah. Sapi perah tidak bisa diberi pakan dengan nutrisi yang sembarangan. Butuh dukungan gizi yang lebih seperti konsentrat molasses maupun mineral yeast.

Kini Pemprov Jatim sedang fokus menggencarkan vaksinasi tahap kedua. Vaksinasi tahap pertama sudah mencapai 99,9 persen. Setelah itu, baru dilaksanakan pendampingan ke peternak untuk pemulihan setelah wabah. “Butuh manajemen di tata laksana, misalnya, untuk pemberian pakan atau lainnya,” katamyi. 

Dia juga sedang menjajaki kemungkinan memberikan bantuan sosial kepada peternak. Namun, mekanismenya masih digodok. Bantuan itu bisa berbagai bentuk. Misalnya, relaksasi utang KUR para peternak. ”Supaya pertanggungjawabannya bagus dan tidak menyulitkan pemerintah, serta di sisi lain peternak bisa bangkit dan pulih perekonomiannya,” terangnyi.


SUSU segar dikemas oleh Mariana, peternak sapi perah di Wonocolo, Surabaya.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: