Wabah PMK di Jatim Diyakini Melandai

Wabah PMK di Jatim Diyakini Melandai

OBAT PMK buatan Sanbe dicek oleh Asisten Deputi bidang Pengembangan Perkoperasian Kementerian Kopeasi dan UKM Bagus Rachman.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Proses pemulihan PMK sapi memang butuh waktu yang lama. Tentu juga butuh biaya yang besar. PT Nestle Indonesia juga telah memberi bantuan untuk penanganan itu. Yakni dengan menyumbang Rp 7,7 miliar kepada 35 mitra peternak di Jatim untuk penanganan PMK sapi perah.

Dari jumlah itu, 90 persen dihabiskan untuk pakan yang bergizi. Sementara hanya 10 persen untuk belanja obat-obatan, vitamin, antibiotik, atau peralatan vaksinasi. “Biaya untuk pakan ini memang besar sekali, kami perkirakan alokasi dana itu cukup sampai September,” ujar Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar.

Menurutnya, jumlah produksi susu saat ini memang memprihatinkan. Bahkan ia juga memprediksi pemulihannya bakal berlangsung berat. Sehingga kemungkinan Jatim bisa kekurangan stok pada 6-12 bulan kedepan.


Grafis Populasi Sapi-Rozi Hamdani-Harian Disway-

Jika itu yang terjadi, maka terpaksa harus impor bibit sapi perah. Demi memenuhi kebutuhan susu di Jawa Timur. Apalagi Jatim memasok lebih dari 50 persen kebutuhan susu nasional. “Kami khawatir, tapi bagaimanapun kita harus segera cari bibit baru,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Asisten Deputi Pengembangan & Pembaruan Perkoperasian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Bagus Rachman.

Kementerian Koperasi dan UKM merupakan integrator dengan semua elemen. Harapannya, bisa terwujud koperasi modern di bidang pangan, termasuk ternak. Dengan koperasi yang tertata maka bisa memudahkan akses pembiayaan. 

“Kemudahan akses pembiayaan itu menjadi sangat penting bagi peternak,” katanya. Mengingat banyak sapi peternak yang mati. Atau bahkan dijual rugi karena kena PMK. (*)


Digimaru--

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: