Obat PMK Sapi Murah Meriah

 Obat PMK Sapi Murah Meriah

drh Indro Cahyono menunjukkan cairan disinfektan dan salep untuk mengobati PMK di halaman Pendapa Lokatantra, Lamongan, Senin, 25 Juli 2022.-Julian Romadhon-Harian Disway-

LAMONGAN, HARIAN DISWAY - Dokter hewan (drh) Indro Cahyono berkali-kali mengatakan, virus PMK tidak pernah membunuh sapi. Pembunuhnya cuma dua.

Sapine mati mergo kaliren, sing keloro (sapinya mati karena kelaparan, yang kedua, Red) potong paksa. Yang punya panik karena tidak tahu cara mengobati,” kata Indro di hadapan 150 peternak, petugas vaksinasi gabungan (pemkab, TNI, Polri), serta jajaran dinas Pemkab Lamongan, Senin, 25 Juli 2022.

Ia menunjukkan foto mulut sapi yang terserang PMK di layar Pendopo Lokatantra, Lamongan. Bagian lidahnya hancur. Ada sariawan sangat besar.  Manusia yang terkena sariawan setengah sentimeter saja sulit makan, apalagi sapi yang makan rumput yang tajam.

BACA JUGA:Seminar Digimaru-Disway Road to 100 With Dahlan Iskan (3): Andri Berbisnis Online, Mulai Tutup 4 Toko Offline

Saat sapi sudah mulai lemas dan berat badan menyusut, banyak peternak yang terpaksa memotong sapinya. Upaya itu ternyata didukung beberapa pemerintah daerah. Sapi yang dipotong paksa diberi subsidi agar peternak tidak terlalu rugi.

Indro sangat menentang ide potong paksa itu. Sapi bisa hidup asal penanganannya tepat. Sayang, sosialisasi dan pengetahuan peternak masih sangat minim meski Indonesia pernah punya pengalaman PMK pada 1983–1986.

Seorang peternak muda maju ke panggung. Ia sudah memberi makan sapinya secara paksa, tapi tetap tak tertolong. Saat dipotong, organ pencernaan ternyata rusak. ”Apakah virus PMK ini juga menyerang ke pencernaan?” tanya pemuda itu.


Dahlan Iskan (tiga dari kiri) memandu acara Lokakarya dan Simulasi Pengobatan PMK bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan drh Indro Cahyono (kanan). -Julian Romadhon-Harian Disway-

Indro menerangkan bahwa sistem pencernaan sapi sangat berbeda dengan manusia. Sapi memiliki rumen yang menjadi tempat penampung makanan sementara. Rumput yang sudah setengah dicerna dikeluarkan lagi untuk dikunyah. Proses memamah biak itu tidak bisa dilakukan karena mulut sapi sakit.

Sapi yang dipaksa makan rumput akhirnya kembung. Kalau sudah begitu, seorang dokter hewan bakal melubangi perut sapi dengan bambu runcing untuk mengeluarkan gas. Tapi, tusukan harus benar-benar akurat.

”Makanya, kami buatkan bubur khusus,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Indro menambahkan asam amino dan vitamin dalam bubur tersebut. Nutrisi yang bisa diserap sapi itulah yang akan meningkatkan imun secara alami.

Bubur tersebut adalah satu dari tiga temuannya (lihat grafis). Harganya pun relatif murah. Cuma Rp 20 ribu per setengah kilogram. Dalam satu pekan pertama, sapi hanya makan bubur itu. Pekan kedua, bubur dicampur rumput yang dihaluskan. Sedangkan pekan ketiga, persentase rumput bisa lebih banyak.


-Rozi Hamdani-Harian Disway-

Sebelum diberi bubur, bagian kaki dan mulut sapi yang terluka dibersihkan dengan disinfektan. Indro mempraktikkan pemberian disinfektan itu ke sapi yang sudah disiapkan di luar pendopo.

Satu liter cuma Rp 120 ribu. Cairan dengan pH rendah (di bawah 5) itu bisa dipakai berkali-kali. Setiap mililiter bisa dicampur dengan seliter air. Bisa untuk seribu kali semprotan. Peternak skala kecil yang banyak di Lamongan bisa patungan beli cairan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: