Ucapkan Bela Sungkawa, Irjen Pol Sambo Tetap Salahkan Brigadir J
Irjen Ferdy Sambo disebut Kapolri telah membuat perintah kepada Bharada E untuk menembak Brigadir J dengan menggunakan senjata pistol Glock 17 milik Bripka RR-M. Ichsan-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kadiv Propam Nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo akhirnya buka suara terkait tewasnya Brigadir Pol Nofriansyah Joshua Hutabarat.
Jenderal bintang dua itu menyampaikan belasungkawa untuk mantan ajudannya. Namun, ia masih menyalahkan Brigadir J atas kejadian itu.
“Semua itu terlepas dari apa yang telah dilakukan saudara Joshua kepada istri dan keluarga saya,” kata Irjen Ferdy Sambo dengan sorot mata tajam di Bareskrim Polri, Kamis 4 Agustus 2022.
Ia juga mengatakan sudah 4 kali menjalani pemeriksaan terkait tewasnya Brigadir J di rumah dinasnya. “Pemeriksaan hari ini adalah yang keempat,” lanjutnya.
Sebelum diperiksa di Bareskrim Polri, ia sudah lebih dulu diperiksa di Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya. Namun, ia tak mengatakan kapan dan apa saja yang dibicarakan dalam pemeriksaan itu.
Sambo juga meminta maaf karena kasus itu membuat gaduh Indonesia. “Saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf kepada institusi terkait peristiwa yang terjadi di rumah dinas saya di Duren Tiga,” ucap Jenderal Polisi lulusan Akademi Kepolisian tahun 1994 tersebut.
Sebelum diperiksa Sambo berharap publik bersabar dan tidak memberikan asumsi liar terkait kasus yang menimpanya.
“Saya mohon doa agar istri saya segera pulih dari trauma dan anak-anak saya juga bisa melewati kondisi ini,” pintanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir J tewas pada 8 Juli 2022 dan kasusnya baru terungkap tiga hari kemudian. Kasus polisi tembak polisi ini jadi sorotan nasional karena banyak kejanggalan yang mengemuka.
Keterangan polisi berubah-ubah. Saat rilis, barang bukti juga tidak diekspos. Luka korban yang disampaikan kepolisian juga berbeda dengan fakta forensik.
Saat kejadian tidak ada ambulans yang mengangkut jenazah Brigadir J. Visum yang diserahkan ke pihak keluarga pun kosong. Dan yang paling menuai sorotan adalah rusaknya CCTV di rumah sang jenderal. Plus penggantian paksa CCTV di perumahan yang jadi tempat kejadian perkara (TKP) (*).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: