Sejarah Konflik Tiongkok-Taiwan 1949-2022, Dari Perang Saudara Hingga Kunjungan Ketua DPR AS

Sejarah Konflik Tiongkok-Taiwan 1949-2022, Dari Perang Saudara Hingga Kunjungan Ketua DPR AS

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi saat berkunjung ke Taipei, Selasa, 2 Agustus 2022.-Kemenlu Taiwan-

Pada bulan Juni, Tiongkok menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan karena pemerintah baru pulau itu menolak mengakui kebijakan “Satu Tiongkok”.

Desember 2016: Presiden terpilih AS, Donald Trump memutuskan kebijakan diplomatik AS yang sudah berjalan selama beberapa dekade. Ia berbicara langsung dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen melalui telepon.

2019: Xi Jinping memperingatkan bahwa penyatuan China “tak terelakkan” dan penggunaan kekuataan militer tetap menjadi pilihan utama.

 

Ketegangan AS-Tiongkok (2021)

12 April 2021: Tiongkok mencetak rekor baru dengan adanya 25 jet militer Tiongkok yang menembus zona pertahanan Taiwan.

5 Oktober 2021: Tsai Ing-wen memperingatkan akan adanya konsekuensi besar jika Taiwan jatuh ke tangan Tiongkok. Sudah ada 600 jet militer Tiongkok yang melakukan inkursi ke zona pertahanan Taiwan tahun itu.

7 Oktober 2021: Pentagon mengatakan bahwa pasukan operasi AS secara diam-diam telah melatih pasukan Taiwan secara diam-diam selama berbulan-bulan.

9 Oktober 2021:  Xi Jinping mengatakan bahwa penyatuan China secara damai akan dan dapat diwujudkan.

22 Oktober 2021: Presiden AS, Joe Biden menegaskan AS akan membela Taiwan jika Tiongkok berani menyerangnya. 

28 Oktober 2021: Tsai menegaskan bahwa sejumlah kecil tentara AS hadir di Taiwan untuk membantu pelatihan pasukannya. Di hari itu juga Tiongkok menentang hubungan militer antara AS dan Taiwan.

 


Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Taipei Guest House, Selasa, 2 Agustus 2022.-Kemenlu Taiwan-

Ketegangan baru karena kunjungan Pelosi (2022)

23 Mei 2022: Biden mendesak Barat untuk berdiri teguh menentang invasi Rusia atas Ukrania untuk mencegah Tiongkok mengambil Taiwan dengan paksa. AS kembali menegaskan bahwa akan membela Taiwan jika terjadi invasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: