Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Merayu Meri Tes DNA (10)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Merayu Meri Tes DNA (10)

Sample DNA dari air liur Meri Suhadak diletakkan di tabung khusus. Rabu, 24 Agustus 2022.-Eko Satrio Tertama/Harian Disway-

Siapa ayahnya? Tak ada petunjuk sama sekali. Bob sebenarnya sudah memandangi foto Suhadak yang dipajang di ruang tamu. Wajah almarhum Suhadak tidak mirip dengannya.

Namun, bisa saja ia lebih mirip ibunya. Maka, tes DNA adalah satu-satunya cara untuk menjawab rasa penasaran itu.


Bob Schellens dan Wartawan Harian Disway Salman Muhiddin di ruang tamu Meri Suhadak.-Eko Satrio Tertama/Harian Disway-

Saya meminta Bob ngobrol dengan Meri. Saya jadi jembatan penerjemah. Mereka pun berbincang-bincang. Bob langsung mengutarakan maksud kedatangannya. ”Bob ingin melakukan tes DNA ke Bu Meri. Mohon maaf sebelumnya, Bu. Sebenarnya saya enggak enak menyampaikan hal ini. Takut njenengan (Anda) tersinggung,” kata saya sambil menempelkan kedua telapak tangan.

Meri mengernyitkan dahinyi. Tentu dia kaget. Sepengetahuannyi, sang ayah hanya punya satu istri dan sepuluh anak.

Dia beranjak dari kursinyi, lalu menuju ke sudut ruangan berisi foto keluarga. Foto itu sudah sangat lawas. Warnanya agak kekuningan. ”Ya, ini saya dan anak-anak bapak lainnya. Tidak ada lagi yang lain,” ucap ibu tiga anak itu.

Meri juga khawatir kami datang dengan maksud tertentu. Tes DNA bisa disalahgunakan. Dia juga khawatir dimarahi anak-anaknyi yang tinggal di Australia dan Sidoarjo karena menerima tamu tak dikenal. 


Bob Schellens menyiapkan DNA kit.-Eko Satrio Tertama/Harian Disway-

Bob menghela napas. Ia kembali memohon agar Meri mau menjalani tes DNA. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi untuk menemukan ibu kandungnya. 

Hampir setengah jam kami merayu Meri agar mau membantu Bob. Dia diam sejenak, lalu menganggukkan kepala. ”Ya sudah. Kalau ini niatnya baik untuk membantu orang, saya mau. Saya percaya kebaikan akan dibalas kebaikan,” ujarnyi.

Saya terjemahkan perkataan Meri ke Bob. Wajahnya yang murung berubah jadi ceria. Senyumnya mengembang. Ia keluarkan kotak DNA kit dari ranselnya. Ada dua alat swab seperti tes Covid-19 dan dua tabung berisi cairan.

Meri bisa melakukan swab mandiri. Ujung alat swab yang terbuat dari kapas itu diletakkan selama 30–60 detik di pipi bagian dalam. Air liur mengandung DNA. Sebanyak 74 persen sumber DNA pada air liur berasal dari sel-sel darah putih.

Setelah Meri selesai, Bob secara perlahan mematahkan ujung alat swab itu ke tabung kecil. ”I can’t touch this tip (Aku tak boleh memegang bagian ujungnya, Red),” ujarnya saat memegang alat swab itu. 

Jika tersentuh, DNA Bob bisa tercampur ke sana. Hasilnya bisa tidak akurat. Setelah dua tes tuntas, Bob melakukan registrasi secara online. Sampel akan dibawa pulang ke Belanda, lalu dikirim ke Amerika Serikat atau Kanada. Yayasan Mijn Roots akan membantunya. 

Saat mengisi form itu, kami akhirnya tahu nama asli Meri: Amien Mariatun. Dia memberikan KTP-nyi ke kami. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: