Kya-Kya dan Momen Zhong Qiu Jie
Wali Kota Surabaya membuka acara Kya-Kya Reborn.-Julian Romadhon/Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pembukaan kawasan Kya-Kya bertepatan dengan Festival Bulan atau Mid Autumn Festival. Dalam budaya Tiongkok, festival tersebut adalah bagian dari perayaan pertengahan musim gugur. Ketika semua kerabat kembali ke rumah, ke pangkuan keluarga.
Kya-Kya selama beberapa tahun seperti anak hilang. Sekian lama vakum dan tanpa kabar, pada Sabtu, 10 September 2022, kawasan tersebut dibuka kembali. Kya-Kya reborn, atau Kya-Kya telah hadir lagi di pangkuan Kota Surabaya.
Umat Buddha, Tao maupun Konghucu yang tetap melestarikan budaya Tionghoa, menyelenggarakan Festival Bulan, atau disebut Zhong Qiu Jie. Tahun ini bertepatan dengan dibukanya kembali Kya-Kya. "Festival bulan, sambut musim gugur. Di Tiongkok, semua kerabat berkumpul bersama. Kembali ke rumah dan bersama-sama melakukan aktivitas. Seperti menikmati bulan purnama," ujar Freddy H Istanto, pemerhati budaya Tionghoa.
Maka sebelum proses peresmian berlangsung, terlebih dulu ditampilkan tarian Bulan Purnama oleh delapan penari. Mereka semua adalah para penari binaan Yayasan Budaya WIjaya Kusuma. "Dalam pembukaan Kya-Kya ini kami mempertontonkan dua tarian. Yakni tarian Bulan Purnama dan tarian Tan Ji Bau," ujar Anita Christiana, salah satu pengajar Yayasan Budaya Wijaya Kusuma.
Sebanyak enam penari mengenakan busana pink sembari memegang lampion merah. Sedangkan dua penari di belakang memegang tongkat bertalikan selendang merah muda. Ketika tongkat itu dimainkan, selendangnya mengayun dan membentuk citraan gerak yang apik. Sebagai aksentuasi tarian utama yang ditarikan enam penari.
Ada pula pertunjukan busana ala Tiongkok. Yakni Cheongsam dan Han Fu. "Busana Hanfu ini eksis sejak zaman Dinasti Han di Tiongkok. Ada dua cepol di rambut," ujar Shannon Xu, yang mengenakan busana tersebut. Dia tampak anggun dengan warna merah tajam dan kain panjang yang terurai.
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya tampak gembira dengan Kya-Kya yang kini semarak kembali. "Semoga Kya-Kya tetap eksis. Jangan sampai mati suri lagi. Surabaya harus bisa bergerak bersama agar kita lebih hebat," ujarnya. Didampingi Dahlan Iskan, founder Harian Disway, orang nomor satu di Surabaya itu tampak antusias menyaksikan berbagai pertunjukan.
Di tempat lain, beberapa kelenteng mengadakan sembahyang Zhong Qiu Jie. Dalam masyarakat agraris, suasana seperti malam purnama sangat dinanti-nantikan. Momen ketika semua kembali dalam dekapan keluarga. Menjalin kebersamaan dan keakraban. Kya-Kya kembali pulang. Kembali bersama kita. (Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: