Gelora Nuswantara, Spirit Kebinekaan yang Epik

Gelora Nuswantara, Spirit Kebinekaan yang Epik

Tari kolosal yang disajikan Sanggar Kuwung dalam Pembukaan Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden di Graha Unesa, Sabtu, 18 September 2022.- Boy Slamet-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Indonesia itu beragam. Budayanya, alamnya, seni pertunjukannya, hingga olahraga tradisionalnya. Tetapi semuanya bisa berpadu dalam satu gelora yang utuh: Gelora Nuswantara.

 

Spirit itulah yang diusung dalam pembukaan Kejuaraan Nasional Wushu Piala Presiden 2022 di Graha Unesa, Sabtu, 17 September 2022.

 

Gelora Nuswantara adalah sebuah pertunjukan kolosal yang melibatkan 15 atlet dari Puslatda Wushu Jatim, 22 seniman dari Sanggar Kuwung Surabaya, 2 videografer Surabaya, 1 animator Banyuwangi, 5 kota lokasi syuting, dan 3 pekan pengerjaan.

 

Menurut Doan Widhiandono, ketua panitia Kejurnas sekaligus sutradara Gelora Nuswantara, pertunjukan kolosal itu terasa sangat relevan. Terlebih, Jawa Timur menjadi tuan rumah. ’’Jawa Timur adalah tanah Majapahit, sebuah era, sebuah kerajaan besar, yang melahirkan istilah Bhinneka Tunggal Ika dan Nusantara,’’ kata Doan.

 

Karena itu pertunjukan tersebut terasa epik. Jadi penyatuan berbagai spirit dan budaya. Para atlet Puslatda Wushu Jatim menyajikan gerak yang rancak. Dibingkai saga Sam Kok (Kisah Tiga Kerajaan) yang terkenal itu.

 

Para atlet itu dibagi menjadi tiga ’’kerajaan’’. Yakni, jurus Chang Quan, Nan Quan, dan Taijiquan. Mereka seolah-olah bertikai dan bersaing sebelum akhirnya dikalahkan dan didamaikan oleh Master Shifu. Pemeran Master Shifu ini adalah Xiao Hai Dong, atlet Tiongkok yang melatih Puslatda Jatim.

 

Sedangkan Sanggar Kuwung meracik komposisi tari yang mengangkat unsur keragaman budaya Jatim. Ada Jejer Gandrung dari Banyuwangi, Ganongan dari Ponorogo, Jaranan dari Trenggalek, hingga tari Geleng Ro’om yang asli Madura.

 

Aksi pertunjukan itu juga diracik dengan video yang menampilkan keindahan jurus wushu. Syutingnya dilakukan di Gunung Bromo, air terjun Coban Rondo di Malang, Candi Brahu dan Desa Bejijong di Mojokerto, Desa Plunturan di Ponorogo, serta Sanggar Agung di Kenjeran.

 

Sangat meriah. Begitu epik. (Miftasho)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: