Lipatan Waktu sang Bhayangkara Sejati
--
Kala ada anggota yang meninggalkan pasukan, dicari hingga ditemukan dan langsung dibunuh oleh Gajah Mada. Dianggap sebagai pengkhianat.
Kedisiplinan dan kesetiaan kepada negara selalu ditunjukkan Gajah Mada saat bertugas. Menurutnya, jika pengabdian tanpa nilai-nilai, seorang prajurit akan hilang ke-Bhayangkara-annya yang sejati.
Empat nilai yang dibangun Gajah Mada disebut Caturprasetya. Kini masyhur dijadikan sumber moral dan nilai-nilai keprajuritan dalam menjalankan fungsi pemolisian rakyat. Yakni, satya haprabu (setia kepada pimpinan negara), hanyaken musuh (mengenyahkan musuh negara), gineung pratidina (bertekad mempertahankan negara), dan tan satrisna (ikhlas dalam bertugas).
***
Lalu, apa gerangan maksud kepala negara memanggil semua pasukan penting Bhayangkara ke istana. Kepala negara sedang ingin berbicara dari hati ke hati. Penuh penjiwaan. Presiden ingin memastikan bahwa kesatria Bhayangkara ada di jalur yang benar, mengayomi dan menjadi bagian kebahagiaan rakyat Indonesia.
Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan paham betul bahwa kesatria Bhayangkara Polri itu keberadaannya penting bagi negara, dirinya sebagai kepala negara, dan rakyat sebagai warga dalam negara.
Dengan demikian, presiden ingin memberian energi dengan wibawanya sebagai kepala negara yang besar untuk bersama reflektif patuh dan penuh ketertundukan pada warga negara, pada UUD 1945, Tap MPR No VII/MPR/2000, maupun UU Nomor 2 Tahun 2002, yang memastikan bahwa Polri sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum untuk menjaga warga dalam negara.
Dari jauh, semua doa dan harapan rakyat warga negara, beserta dan bersama kepala negara, memberikan yang terbaik dan sebaik-baiknya untuk mengabdi pada negara, warga negara sebagaimana fungsinya.
Fungsi-fungsi adiluhung dalam semesta, fungsi pemolisian yang indah dalam sanubari dan moral bangsa, Jokowi sebagai kepala negara juga akan menekankan refleksi nilai semesta, dalam individuku, sedari kecil aku memiliki fungsi polisi, semua orang adalah polisi. Karena ketika aku melihat orang hendak jatuh dari tangga, aku berlari memeluknya. Agar selamat dan tidak cedera.
Demikian pula kalian Bhayangkara sejati, mulai hari ini, kalian adalah kesatria Bhayangkara yang baru paradigmanya. Dengan fungsi semesta untuk kemanusiaan. Harus selalu ada untuk negara. Melindungi warga negara, nusa, dan bangsa yang harus sejahtera. Itulah Bhayangkara sejati.
Bantu saya dengan sungguh, menyejahtertakan rakyat, mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia maju dan sejahtera yang diberkahi dan ridhoi Allah SWT. Tuhan semesta alam.
Jika tidak, kalian tahu risikonya. Martabat dan kehormatanmu bersama keluarga akan sirna di tengah warga negara. (*)
*) Founder De’ HMS (firma sosial yang memperjuangkan nilai-nilai democracy, equity, hope-humanity, moderation, and solution).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: