Kunjungan 31 Jurnalis Lintas Benua di Taiwan: Wartawan Latvia "Meledak" (7)

Kunjungan 31 Jurnalis Lintas Benua di Taiwan: Wartawan Latvia

Ansis Ivan membawa bendera Latvia saat berswafoto dengan latar belakang TAIPEI 101.-Dok Pribadi Ansis Ivan-

Hati-hati kalau ngomong soal perang. Opini pribadi Kepala Humas Korporasi Delta Electronics Taiwan Alessandro Sossa tentang invasi Rusia di Ukraina membuat jurnalis asal Latvia Ansis Ivan ”meledak”.  

Kagum. Itulah ekspresi saya dan sebagian besar jurnalis yang diundang ke markas Delta Electronics pada 15 November 2022. Itulah salah satu tulang punggung Taiwan untuk mencapai target transformasi nol emisi bersih pada tahun 2050. Taiwan tak akan pakai bahan bakar fosil lagi.

Berbagai karya dari riset mereka ditampilkan di galeri di Taoyuan di selatan Taipei. Mulai mobil listrik, peralatan medis canggih, robot, hingga sayur-mayur yang ditanam di bawah sinar lampu.

Di salah satu dinding galeri terdapat deretan tahun dan perjalanan lembaga itu. Delta didirikan pada 1971 dengan misi memberikan solusi inovatif, bersih, dan hemat energi untuk hari esok yang lebih baik. 

Sebelum menengok galeri itu, kami diajak nonton video presentasi perusahaan. Di sanalah kami bertemu dengan Alessandro Sossa. Pria asal Italia itu dipercaya sebagai kepala Humas Korporasi Delta Electronics Taiwan.

Awalnya presentasi dimulai dengan suasana riang. Kami duduk di ruang dengan kursi yang ditata menyerupai huruf U. Layar presentasinya begitu lega. Layar bioskop pun kalah panjang. Delta menggunakan proyektor bikinan sendiri.


Suasana konferensi pers di Delta Electronics Taiwan.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

Suasana begitu cair ketika Sossa mendengar ada wartawan Italia yang mengajaknya ngobrol dengan bahasa yang tak kami mengerti.

Pembicaraan mengarah ke hubungan Tiongkok dan Taiwan yang sedang memanas. Konteksnya disambungkan ke investasi Delta di Tiongkok. Sossa berpendapat bahwa situasi Selat Taiwan digelembungkan oleh kelompok kepentingan yang sama-sama memerlukan kerja sama untuk menghasilkan duit.

Lewat Konsensus tahun 1992, Tiongkok-Taiwan menyepakati kebijakan ”Satu Tiongkok” berdasarkan interpretasi masing-masing. Mayoritas rakyat Taiwan tetap mengharapkan status quo atau kondisi tetap. Tidak ada perubahan.


KEPALA HUMAS Korporasi Delta Electronics Taiwan Alessandro Sossa menerangkan produk robot yang dihasilkan Delta ke 31 jurnalis internasional pada 15 November 2022.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

National Chengchi University (NCCU) menggelar survei terkait pandangan rakyat Taiwan tentang status negaranya. Survei dilakukan untuk mengukur sikap rakyat sejak Presiden Tsai Ing-Wen memimpin 2016–2021. Begini hasilnya:

  1. Mereka yang belum menentukan pilihan menurun dari 33,3 persen menjadi 28,2 persen. 
  2. Mereka yang lebih memilih bergerak menuju kemerdekaan meningkat dari 18,3 persen menjadi 25,8 persen. 
  3. Mereka yang menginginkan penyatuan atau reunifikasi dengan Tiongkok turun dari 8,5 persen menjadi 5,9 persen.
  4. Mereka yang lebih memilih untuk mempertahankan status quo naik dari 26,1 persen menjadi 27,5 persen.

Taiwan menginginkan status quo dipertahankan. Toh, dengan cara itu, bisnis bisa berjalan.

Sossa menyerahkan masalah politik kepada ”cucu-cucu” kita. Suatu saat nanti pasti ada jalan keluar.

Jurnalis yang cenderung pendiam itu memotong pernyataan Sossa dari kursi paling ujung. Suaranya terdengar jelas dari tempat duduk saya ujung kursi seberang.  

Belakangan ia mengatakan bahwa ia tak pernah begitu emosi di konferensi pers.

”Hari ini, untuk kali pertama, saya ’meledak’ di sebuah acara pers ketika Alessandro Sossa, kepala proyek komunikasi korporat perusahaan elektronik Taiwan Delta Electronics, menyatakan dalam pendapat pribadinya bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat dicegah,” tulis Ansis di Facebook tak lama setelah kejadian itu.

Ansis perlu memotong pernyataan itu. Di sebelahnya duduk jurnalis Ukraina, Anastasya Ravva, yang tampaknya juga tak sependapat dengan pernyataan Sossa. Ia mengatakan bahwa pernyataan Sossa tak patut disampaikan di hadapan jurnalis internasional dalam acara resmi.

Sossa tampaknya tak mengantisipasi interupsi itu. Ia mengatakan bahwa perang di Ukraina sebenarnya bisa dihindari. Ia juga ingin berdebat di acara presentasi perusahaannya itu. Kalau mau, Ansis bisa mengobrol dengannya seusai acara.

Ansis setuju. Ia tak mau mengganggu konferensi pers tersebut. Ia juga tak mau merusak hari-hari para jurnalis yang baru dua hari mendatangi berbagai undangan korporasi dan kementerian di Taiwan itu. Masih ada empat hari tersisa.

Setelah acara, mereka langsung mengobrol. Ansis meminta maaf karena sudah memotong kalimat Sossa. Mereka berbicara dari ruang presentasi hingga turun ke lobi. Mereka masih ngobrol saat mayoritas delegasi media sudah naik ke bus.

Sossa memulai bercerita tentang perjanjian non-ekspansi NATO setelah Uni Soviet runtuh. NATO berjanji tidak memperluas wilayahnya hingga ke timur. Karena itulah, ia mengatakan invasi sebenarnya bisa dicegah. Seolah-olah invasi itu salah Ukraina yang ingin bergabung ke NATO.

Ansis mencoba menerangkan bahwa perjanjian non-ekspansi yang diklaim Rusia itu tidaklah benar. Hal tersebut tidak bisa dijadikan pembenaran invasi dan mencabut hak negara untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri.

”Tetapi, intinya adalah pandangan Tuan Sossa tidak hanya didasarkan pada pemikiran bisnis jangka pendek, seperti yang saya asumsikan di awal, tetapi juga pengaruh propaganda Rusia, yang dalam hal ini sangat sesuai dengan pandangannya tentang memprioritaskan uang di atas keamanan,” lanjut Ansis.

Malam harinya kami makan malam. Saya satu meja dengan Ansis dan Anastasya. Jurnalis asal Nigeria ikut bergabung. Namanya Senami Ohiomokhare.


WARTAWAN UKRAINA Anastasiya Ravva berbincang dengan wartawan Latvia Ansis Ivans ketika makan malam di kawasan kota tua Taipei, 15 November 2022. -Salman Muhiddin/Harian Disway-

Ansis mengatakan, negaranya bisa saja menjadi target Rusia selanjutnya. Tak hanya itu, negara Baltik lainnya seperti Lithuania dan Estonia merasakan hal yang sama.

Negara-negara di barat Rusia itu merupakan anggota Uni Eropa (UE) dan NATO yang merupakan rival Rusia.

Dua pekan setelah invasi di Ukraina, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken pada 7 Maret.  

”Pencegahan tidak lagi cukup dan kami membutuhkan lebih banyak pertahanan di sini. Karena jika tidak, Putin tidak akan berhenti di Ukraina. Ia tidak akan berhenti,” ujar Gitanas dikutip dari CNBC International.

Delta Electronics Jauhi Masalah Politik. BACA BESOK!



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: