Pertamina Siap Gantikan Shell di Blok Masela

Pertamina Siap Gantikan Shell di Blok Masela

Blok Masela merupakan salah satu sumber gas di Indonesia. -DOKUMENTASI SKK MIGAS-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pengelolaan Blok Masela di Maluku sudah mulai kelihatan titik terangnya. Dalam waktu dekat, Pertamina akan menggantikan Shell selaku pemegang saham 35 persen lapangan minyak dan gas terbesar Indonesia itu.

Kabar itu pun akhirnya menggugurkan hasrat Petronas. BUMN asal Malaysia itu juga ingin menjadi mitra Inpex Corporation Blok Masela pada tahun lalu. "Partner barunya sudah final dengan Pertamina," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan resminya, Jumat, 6 Januari 2023.

Sebab, Pertamina menjadi perusahaan yang masuk lebih dulu. Ketimbang perusahaan lain dari luar negeri. Meski banyak perusahaan luar negeri yang mengincar. Termasuk perusahaan migas dari Tiongkok.

BACA JUGA:Tiga Rekomendasi Menteri ATR/BPN Usai Meninjau Surat Ijo Surabaya, Opsi Ketiga Paling Dihindari Warga

Tentu saat ini tinggal menunggu kesepakatan. Kepemilikan 35 persen Blok Masela akan segera diserahkan Shell ke Pertamina. Ia belum bisa membeber besaran nilainya. Yang jelas, diperkirakan bakal tembus USD 1 miliar.

"Kalau sudah deal ya langsung, karena itu kan masalah legal," jelas Arifin. Sebelumnya, Kementerian ESDM jugah memberi penawaran yang mengikat (binding offer) kepada perusahaan-perusahaan migas. Itu berarti kepemilikan Shell atas Blok Masela akan berpindah.

Saat ini binding offer masih berlanjut. Hasilnya baru akan menentukan siapa saja yang akan mengambil alih kepemilikan Shell. Menunggu kesepakatan antara keduanya.

Di sisi lain, kegiatan operasi dan pengeboran di Blok Rokan, Riau, menunjukkan tren yang gemilang. Terus meningkat sejak dikelola Pertamina pada 9 Agustus 2021 lalu. Yakni dengan realisasi jumlah sumur pengembangan menjadi 417 titik.

Tentu capaian itu lebih baik ketimbang saat dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada tahun sebelumnya. Yakni hanya sebanyak 235 sumur.

Produktivitas Pertamina di Blok Rokan pun melesat. Rata-rata mencapai 164 ribu barel per hari (bph). Selisih 5,5 bph. Itu menjadi capaian tertinggi.

Bahkan akan ditingkatkan lagi tahun ini. Rencananya, sumur pengembangan diperbanyak hingga 592 titik. Sehingga produksi per hari bisa stabil di angka 160 ribu-an bph. Dengan begitu, kontribusinya mencapai 24 persen dari produksi minyak nasional.


Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati di Blok Rokan, 5 Januari 2023.-Foto: Setpres-

Presiden Joko Widodo pun makin ambisius dengan capaian itu. Ia menargetkan produksi harian dua kali lipat. Dari 160 ribu bph menjadi 400 ribu bph. “Menuju 400 ribu ini bukan pekerjaan mudah,” kata Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Presiden.

Namun, hal itu justru menjadi tantangan. Yakni untuk membuktikan bahwa SDM dalam negeri lebih mampu. Tentu dengan didukung investasi yang subur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: