Series Jejak Naga Utara Jawa (6): Harta Karun dari John Lie

Series Jejak Naga Utara Jawa (6): Harta Karun dari John Lie

Arsip foto sejarah peranakan Tionghoa koleksi Azmi Abubakar.-FOTO: YULIAN IBRA-HARIAN DISWAY-

Ternyata, yang dibawa bukan berkas biasa. Itu adalah harta karun. Ya, di karung itu ada berbagai arsip tentang kehidupan John Lie alias Jahja Daniel Dharma. Nama tionghoanya, Lie Tjeng Tjoan. Lahir pada 21 Maret 1911 dan wafat pada 27 Agustus 1988.

Berbagai surat kedinasan ada di karung tersebut. Juga barang-barang yang sifatnya sangat personal. Mulai surat cinta, foto pernikahan, pun buku tata cara kebaktian pemberkatan nikah John Lie dan Margareth Angkuw. Mereka dinikahkan oleh Pendeta P.D. Latuihamallo di Gereja Immanuel Jakarta pada 28 April 1936.


Berkas-berkas bersejarah yang dikoleksi Azmi Abubakar di museumnya. -FOTO: YULIAN IBRA-HARIAN DISWAY-

Melalui berkas-berkas itu, Azmi merasa begitu dekat dengan John Lie. ’’Sampai saya merasa seperti anak kandungnya,’’ katanya.

Meski punya koleksi lengkap, Azmi tak mau tinggi hati. Baginya, Museum Pustaka Peranakan Tionghoa adalah kumpulan koleksi yang bersahaja. Masih bisa terus berkembang untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kiprah masyarakat Tionghoa.

’’Kekuatan museum ini di keterbatasannya. Apa adanya. Saya hanya ingin berbuat untuk masyarakat,’’ ucap Azmi.

Berapa duit yang sudah dikeluarkan Azmi untuk mendapatkan dan merawat koleksi itu? Ia tak mau bilang. Meskipun ia mengakui bahwa sejumlah koleksinya harus ditebus dengan ’’mahar’’ yang tak sedikit.

Apakah istri Azmi tahu jumlah uang yang sudah digelontorkan untuk museum? ’’Justru saya didukung oleh istri. Kalau tidak ada dia, mungkin tidak jadi begini,’’ ucapnya.

Untuk menjaga agar museumnya menjadi pusat informasi, Azmi tidak menarik biaya untuk pengunjung. Semua cuma-cuma. ’’Banyak kok yang penelitian di sini. Semua saya bebaskan,’’ kata Azmi.

Lelaki itu memang tidak terlibat secara langsung dalam kiprah warga Tionghoa di masa silam. Tetapi, di tangannya, jejak warga Tionghoa terekam dengan rapi. Jejak karya dan kepahlawanan yang sudah ada sejak peristiwa Geger Pecinan pada 1740. Yang kisah kepahlawannya menjulur hingga ke kota-kota lain di Jawa. Termasuk di Lasem… (*)

*) Tim Harian Disway: Doan Widhiandono, Retna Christa, Yulian Ibra, dan Tira Mada

SERI BERIKUTNYA: Jawa-Tionghoa Santri Lawan VOC...(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: