Harga Cabai Surabaya Tembus Rp 50 Ribu, Minyakita Langka
Pedagang di Pasar Wonokromo Umi Sa'adah menata cabai rawit dagangannya--
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Harga bahan pokok mulai naik dua pekan terakhir. Cuaca dan keterbatasan stok bahan pokok jadi faktor utama.
Misalnya, karena cuaca: harga cabe rawit di Pasar Wonokromo naik lagi Rp 4 ribu, sehingga harganya jadi Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan minyak goreng curah jadi Rp 17 ribu. Harga telur ayam kampung melambung jadi Rp 40 ribu per kilogram per 2 Februari 2023.
Pedagang banyak yang kesulitan mencari persediaan. Barangnya menipis. Khususnya migor murah merek Minyakita seharga Rp 14 ribu. Kalau pun ada, harganya di atas minyak goreng curah.
"Kami memastikan kelangkaam Minyakita. Memang kondisi di lapangan belum dijual sesuai dengan HET," kata Dendy R Sutrisno, Kepala Kanwil IV KPPU Surabaya, usai melakukan sidak bersama Tim Satgas Pangan Jatim, di Pasar Wonokromo, Senin, 31 Januari 2023.
BACA JUGA:Peringatan 1 Abad NU, Siapkan 66 Layar Raksasa di sekitar GOR Sidoarjo
BACA JUGA:Kasus Dana Hibah, Giliran Pimpinan Fraksi DPRD Jatim Diperiksa KPK
Pedagang menjual Minyakita tersebut di atas ketentuan. "Di pasaran, harganya sudah Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per liternya," imbuh Dendy.
Nah, menurunnya ketersediaan migor itu para pedagang lari ke minyak curah. Yang juga dijual diatas HET. Kisaran Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per liternya.
"KPPU segera memanggil pihak kementerian terkait. Apa yang tengah terjadi itu, segera dibawa ke pasar," ujar Dendy. Sehingga segera clear, apa yang menjadi penyebab kondisi tersebut. Apakah juga terkait dengan kebijakan, seperti komunikasi pemasarannya, atau yang lainnya.
Situasi harga bahan pokok yang kondisinya fluktuatif juga terjadi terhadap beras dan bawang putih: tergantung transaksi impornya. "Sedangkan, bawang merah biasanya karena cuaca," kata Dendy.
Harga bawang merah sudah menembus Rp 42 ribu, sedangkan bawang putih Rp 28 ribu per kilogram.
Dialog Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dengan salah seorang pedagang Pasar Wonokromo Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway-
BACA JUGA:Maksimalkan Kompetensi dan Kualitas Lulusan
BACA JUGA:Konflik Hukum Keluarga Bleszynski
Dendy menyarankan, perlu adanya sinergitas perusahaan dengan serta pemangku kepentingan. Sebab, pedagang biasanya sudah mengetahui jika akan terjadi ketidakstabilan harga. Bekerjasama dengan Bulog, misalnya. Sehingga, para pedagang terbantu akan kebutuhannya. "Bisa mengantisipasi lebih dini. Termasuk adanya koperasi konsumsi perlu diajak. Dengan memberdayakan mereka perekonomian pun ikut baik," katanya.
Kabid Koperasi, Dinskopdag Surabaya, Reza Fahredy mengatakan, lebih dari 2 ribu koperasi Surabaya. Didominasi jenis koperasi konsumsi: menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat. Keberadaanya menyebar. Baik di lingkungan masyarakat maupun lembaga pemerintahan.
Masalahnya, tak semuanya itu aktif. Sebagian gulung tikar dihantam masa pagebluk: transaksi warga menurun. "Selain itu, juga karena banyak pengurus yang usianya sudah tua-tua. Tidak ada regenerasi. Sebagian pengurus meninggal dunia. Maka, sekarang paling tersisa 700an," ujar Reza.
BACA JUGA:Sejarah dan Konflik Surat Ijo Surabaya: Manuver Whisnu Sakti Buana (40-habis)
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Instruktur Bahasa Mandarin SIIBT King Tamara: Shu Neng Sheng Qiao
"Belakangan, kami telah melakukan monitoring dan evaluasi (monev). Beberapa koperasi semcam itu mulai digiatkan lagi, selama 2023," lanjutnya.
Reza menyampaikan, ada sejumlah koperasi konsumsi yang bisa menjadi contoh. Di antaranya, koperasi tani di wilayah Ngagel: para pengurusnya sudah diregenerasi. Termasuk operasionalnya yang bergerak adalah kaum muda-muda.
Lalu, lanjut Reza, seperti koperasi di wilayah Simokerto. Para pengurus koperasi di sana mulai bekerjasama dengan karang taruna. Kelangsungan dan pengembangan bisa diandalkan. "Yang jelas, 3 faktor mempengaruhi koperasi itu. Yaitu, 0engurus, pengawas, dan anggotanya. Semaunya harus berjalan," ujar Reza.
BACA JUGA:Pelayanan Publik di Jatim Terus Diperbaiki
BACA JUGA:Beras Picu Kenaikan Inflasi
Direktur Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Jatim Kombes Pol Farman mewanti-wanti. Terkait dengan terjadinya fluktuatif harga kebutuhan pokok itu. Khususnya beras dan migor. Agar para pelaku distributor tata aturan. "Kalo beras itu sudah masuk ya," kata Farman. Masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga terjangkau. Bekisar antara Rp 9 ribu sampai Rp 9500 per kilogramnya. "Sebagai alternatif masyarakat jika keberatan dengan harga beras premium," lanjutnya.
Setelah adanya sosialisasi itu, kata Farman, tak terjadi lagi seperti, migor dijual diatas HET, serta ada penjualan paket. Pihaknya menghimbau bagi distributor, tidak melakukan itu kembali. Jika masih ditemukan menjual di atas HET, akan diproses hukum. "Akan dipidanakan," kata Farman. "Pun kami segera koordinasi dengan produsen dan distributor untuk menanyakan ketersediaan Minyakita di pasaran," lanjutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: