Wowon Siap Kuburan sebelum Bunuh 9 Orang

Wowon Siap Kuburan  sebelum Bunuh 9 Orang

-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Suatu malam di Maret 2021, hampir pukul 22.00. Wowon bersama Noneng mendatangi rumah Duloh yang ditempati sendirian. Jaraknya cuma spelempar batu dari rumah Wowon.

Dalam sekejap, Noneng tewas dicekik Duloh. Saat pembunuhan berlangsung, Wowon sudah meninggalkan rumah Duloh. Untuk siap-siap membawa istrinya, Wiwin, ke rumah Duloh juga.

Setelah Wowon terima kode dari Duloh, bahwa pekerjaan pertama ”beres”, Wowon mengajak Wiwin ke rumah Duloh. 

Pengakuan Duloh ke polisi: ”Noneng meninggal pukul sepuluh (22.00), Wiwin mennggal sekitar pukul sebelas (23.00).”

Setelah itu, mereka menunggu, memastikan tidak ada tetangga di sekitar situ. Lalu, sejam kemudian Wowon, Duloh, dan Dede mengangkut dua jenazah tersebut ke rumah Wowon.

Langsung, jenazah diceburkan ke galian di halaman samping rumah. Lalu, diuruk tanah. ”Sekitar jam satu (dini hari) semua beres. Tanah rata. Tidak keliatan ada kuburan,” ujar Duloh.

Sejak itulah, terbentuk geng Wowon, Duloh, Dede. Pembagian peran: Wowon pesulap dan marketing. Duloh pembunuh. Dede penerima uang korban sekaligus tukang gali lubang kuburan.

Sejak itu Duloh mantap jadi pembunuh. Cara pembunuhan cuma dua: Cekik dan racun. Atau kombinasi. Kalau korban diracun belum mati, atau setengah mati, ya... dicekik. Cara itu dipilih Duloh karena senyap.

Juli 2021. Korban berikutnya, TKW Parida asal Bandung Barat, tewas diracun Duloh di rumahnya. Pembunuhan di tengah malam juga. Kuburan di sekitar rumah Wowon juga.

Di situ ada kejadian tak terduga. Duloh mengira, orang diracun bakal langsung mati. Ternyata kenyataan tidak begitu. 

Duloh cerita: ”Kopi racun diminum (Parida) sekitar jam delapan (20.00). Sejam kemudian dia mengaku puyeng. Saya bilang: Kalau puyeng ditidurin aja. Eee... dia malah jalan-jalan kebingungan. Terus muntah-muntah.”

Parida bingung, Duloh panik. Di saat itu, seperti biasa, Wowon yang tidak melihat proses pembunuhan karena menunggu di rumahnya menelepon Duloh.

”Bagaimana, Kang Dul? Beres?"

”Apanya yang beres. Dia kelabakan, muntah-muntah.”

”Lho... dibantu atuh, Kang... Bantu cekik, biar cepet.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: