Wowon Siap Kuburan sebelum Bunuh 9 Orang

Wowon Siap Kuburan  sebelum Bunuh 9 Orang

-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Begitu seterusnya modus mereka. Sampai ditangkap polisi karena suatu kebetulan. Ketika sekeluarga Maemunah dan tiga anaknyi, yakni Ridwan Abdul Muiz (18), M. Ruswandi (16), dan Neng Ayu (6), diracun Duloh di Bantar Gebang, Bekasi. Tiga nama itu tewas. Neng Ayu selamat, kini dirawat dalam pengawasan Polri.

Kasus itu semula diduga cuma keracunan biasa. Tapi, penyidik menemukan plastik bekas bungkus pestisida di belakang rumah. Sementara itu, kepala keluarga, Wowon, tidak muncul sampai pemakaman korban di Cianjur.

Akhirnya polisi menangkap Wowon, lalu Duloh. Terakhir, Dede yang bersandiwara ikut minum kopi racun dalam dosis kecil, tidak mati. Ia ditangkap polisi setelah polisi menginterogasi Wowon dan Duloh.

Proses pembunuhan semua, pengakuan para tersangka. Dilengkapi bukti mayat-mayat yang dibongkar kuburnya. Penyidik masih terus mendalami, investigasi, mencari bukti-bukti lain. 

Ini asli serial killer. Seperti kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Soal serial killer, Prof David V. Canter dalam bukunya yang bertajuk Criminal Shadows: Inside the Mind of the Serial Killer (1994) membagi tipologi pembunuh berantai jadi empat jenis.

1) Visioner. Pembunuh berorientasi pada misi, bersifat hedonistik, dan berorientasi kontrol kekuasaan.

2) Motif sensasi dan finansial. Orientasi sensasi adalah pembunuh suka bikin sensasi. Sedangkan motif finansial untuk menutupi kejahatan finansial (motif harta).

3) Pembunuhan keluarga. Korbannya anggota keluarga pembunuh sendiri.

4) Pembunuh keliling. Pembunuh benci orang-orang tertentu. Misalnya, benci pada pelacur. Ia keliling, membunuhi pelacur yang ditemui.

Merujuk teori Canter, geng Wowon masuk tipologi gabungan nomor dua dan tiga. Umumnya serial killer Indonesia masuk golongan nomor dua. Misalnya, Ryan jagal dari Jombang yang kini menjalani hukuman penjara. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: