Heboh HYBE Beli Saham SM Entertainment, Tenang, Idol Group Tak Akan Terpengaruh

Heboh HYBE Beli Saham SM Entertainment, Tenang, Idol Group Tak Akan Terpengaruh

BEBERAPA fans mengunjungi gedung SM Town di Seoul. -SM Entertainment via NME-

SEOUL, Harian Disway - Lee Soo-man sedang berada di luar negeri ketika ia mendengar kabar mengagetkan. Keponakannya sendiri, Lee Sung-soo, yang menjabat sebagai CEO SM Entertainment, mengumumkan bahwa manajemen artis raksasa itu bakal meluncurkan program SM 3.0. Yang salah satu rencananya adalah mendepak Lee Soo-man dari jajaran direksi SM.  

Beberapa hari setelah pengumuman itu, Kakao membeli 9,05 persen saham SM. Menjadikannya sebagai pemegang saham tertinggi kedua setelah Lee Soo-man. Yang saat itu masih memiliki 18,46 persen saham. Bagai tersambar petir, Lee Soo-man bergegas pulang ke Korea.

Ia menegaskan bahwa pembelian saham oleh Kakao itu ilegal. Karena tidak berkonsultasi dulu dengan pemegang saham mayoritas (yaitu dirinya). Pada Kamis, 9 Februari 2023, pebisnis 70 tahun yang merupakan pendiri SM itu melayangkan gugatan terhadap SM dan Kakao.

Sehari kemudian, Jumat, 10 Februari 2023, HYBE membuat pengumuman yang lebih mencengangkan lagi. Perusahaan raksasa tersebut membeli saham milik Lee Soo-man sebanyak 14,8 persen. Nilainya mencapai KRW 422,8 miliar. Setara dengan Rp 5,06 triliun.

’’Mantan chief producer SM Lee Soo-man setuju untuk secara aktif bekerja sama merestrukturisasi bisnis dan manajemen perusahaan sesuai dengan framework HYBE,’’ begitu pernyataan Bang Si-hyuk, chairman HYBE, seperti dikutip Dispatch.

Exit Strategy

Fans memandang koalisi ini sebagai kiat Lee Soo-man untuk melawan keponakannya dan Kakao. Lee Soo-man diketahui berteman baik dengan Bang Si-hyuk, founder HYBE. Mereka sama-sama lulusan Seoul National University.


BAPAK K-POP Lee Soo-man (tiga dari kanan), bersama member supergrup SuperM di Capitol Records, Hollywood, California (3/10/2020).-Gabriel Olsen-Getty Images-AFP-

Namun, sebenarnya bukan itu. Lee Soo-man justru menggunakan masuknya HYBE sebagai taktik untuk kabur dari SM. Karena, kewenangannya di SM sedang dilucuti. Selama ini, Lee Soo-man bagaikan dewa. Ia memang menjalankan perusahaan dengan sepenuh hati—hingga SM jadi sebesar sekarang. Namun, ia juga melakukan aksi-aksi yang merugikan perusahaan.

Misalnya, dalam kontraknya dengan SM, ada klausul yang menyebutkan bahwa ia menerima 6 persen royalti dari keuntungan perusahaan yang didapat dari musik selama 2022 hingga 2092. Ditambah 3 persen royalti dari seluruh keuntungan perusahaan (dari berbagai sektor) hingga 2025. Royalti disalurkan ke perusahaan pribadinya yang bernama Like Planning.

Itu artinya, tanpa berbuat apa-apa pun, Lee Soo-man bisa mendapatkan minimal Rp 958,2 miliar per tahun selama 70 tahun ke depan.

Nah, klausul-klausul itulah yang oleh HYBE akan dihapuskan. ’’Di tengah pembicaraan, klausul tentang program royalti untuk Lee Soo-man akan dihentikan. Sebagai cara kami untuk menunjukkan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik,’’ begitu pernyataan HYBE. ’’Lee Soo-man sudah setuju,’’ lanjutnya.


BANG SI-HYUK, chairman HYBE, berbicara dalam ajang Korea Exchange di Seoul (15/10/2020). -Cho Seong-joon Cho-POOL-AFP -

Dengan begini, Lee Soo-man bisa meninggalkan SM tanpa beban apa-apa. Ia memang kehilangan royalti yang menjamin kehidupan anak cucunya sampai tujuh turunan. Namun, ia dipastikan tidak akan mengalami komplikasi hukum. Kecuali, SM mempermasalahkan aliran dana ke Like Planning tahun-tahun sebelumnya dengan tuduhan penggelapan.

Mengubah Wajah K-Pop?

Apa yang terjadi antara Lee Soo-man dengan keponakannya, mari kita abaikan. Yang perlu dicermati, apakah kolaborasi antara HYBE dengan SM itu berkah buat industri K-pop? Atau justru kutukan?

Sebagian orang menyebut bahwa kolaborasi itu akan membawa K-pop ke level yang lebih tinggi. Sementara sebagian lagi khawatir aksi itu mengarah ke oligopoli. Dan membuat K-pop menjadi semakin seragam.

’’Kerja sama itu win-win solution buat dua pihak (HYBE dan SM, Red). Dan akan meningkatkan perkembangan K-pop di level global,’’ yakin Kim Jin-woo, profesor bisnis musik di Seoul Institute of the Arts kepada Korea Times.

’’Berkat keberhasilan BTS, yang berhasil menembus nominasi Grammy—yang belum pernah dicapai grup K-pop sebelumnya, HYBE memiliki akses terhadap jaringan pasar musik global,’’ ia menjelaskan. ’’Kalau potensi ini dieksplorasi secara benar oleh artis-artis top SM seperti NCT, mereka akan menciptakan sinergi yang memperbesar porsi kue keuntungan di pasar internasional,’’ paparnya.  

Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran fans bahwa masuknya HYBE ke SM bakal membuat dunia K-pop akan semakin seragam? Lee menampik kemungkinan itu. Sebab, HYBE punya banyak subunit—mulai dari Source Music sampai ADOR—yang sangat independen. Mereka bebas menentukan sendiri bisnisnya. Mulai dari style artis sampai strategi penjualannya sangat beragam.


GAYA dan warna musik Le Sserafim sangat berbeda dengan idol group buatan Big Hit Music membuktikan kemerdekaan agensi-agensi di bawah HYBE. -Source -

’’Source Music punya Le Sserafim, dan ADOR baru meluncurkan NewJeans. Dua-duanya di bawah HYBE. Mereka sangat berbeda dalam berbagai aspek. Baik dari segi musik sampai konsep,’’ jelas Kim Jin-woo. ’’Kurasa, di internalnya sendiri, HYBE cukup mendorong keberagaman,’’ lanjutnya.

Lee Gyu-tag, profesor studi kultural di George Mason University Korea, percaya bahwa HYBE akan memberi SM otonomi penuh dalam tataran kreativitas. Perusahaan itu tidak akan memaksakan style-nya ke artis-artis SM. Karena yang bakal diperbaiki adalah model bisnisnya. Bukan musik atau gaya artis-artisnya.

’’Jika menaungi SM, HYBE akan berperan seperti Sony Music atau Universal Music,’’ jelas Lee. ’’HYBE akan fokus pada marketing dan distribusi musik yang diproduksi oleh sub-subnya. Kalau soal seperti memilih dan melatih trainee, tetap akan jadi wewenang penuh agensi,’’ jelasnya.  

Namun, lanjut Lee, situasi ini masih sangat bisa berubah. Fans akan memainkan peran penting. K-pop adalah bisnis yang digerakkan oleh fans. Dan mereka sangat vokal menyerukan keinginan.

’’Mereka tidak segan melakukan aksi kolektif kalau agensi dianggap merugikan idol group kesayangan mereka. Jadi mari kita lihat apakah suara mereka akan ikut menentukan arah kebijakan perusahaan,’’ pungkasnya.

Ya, mari kita wait and see. Tapi yakinlah. Idol group idola kita di SM, seperti NCT, EXO, Red Velvet, apalagi Super Junior, tak akan terpengaruh oleh polemik sahal di level eksekutif. Kita tidak perlu ikut-ikutan fan-war. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: korea times