Lihat sang Bunda Dipukul Elpiji, Bayi Ahza Histeris

Lihat sang Bunda Dipukul Elpiji, Bayi Ahza Histeris

-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Pembunuhan pemilik warung di Bekasi, Intan, 29, disaksikan anaknyi, Ahza. Bayi laki-laki itu berusia 18 bulan. Ahza histeris saat melihat sang ibu dihajar tabung elpiji 3 kg selama sekitar 15 menit di dalam warung. Sampai Intan tewas. Sangat sadis.

DIRKRIMUM Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada pers, Sabtu (18/2), mengatakan, dua tersangka itu mengaku menghajar Intan dengan tabung elpiji sepuluh kali. 

Tersangka HK, 21, mengepruk Intan dengan elpiji, sedangkan tersangka MA, 14, memegangi korban. ”Disayangkan, satu tersangka (MA) masih di bawah umur,” ujar Hengki.

Namun, lebih disayangkan lagi, bayi Ahza yang histeris, kecipratan darah ibunya. Ia histeris, terus memanggil ”Mama...”. Ketika tubuh Intan sudah tak bergerak lagi, Ahza tetap menjerit-jerit.

Karena itu, para pelaku membawa Ahza kabur.

Kombes Hengki: ”Jadi, bayi itu bukan diculik pelaku. Tapi, karena menangis terus, pelaku khawatir itu akan menarik perhatian tetangga. Lalu, dibawa kabur.”

Setelah Intan tak bergerak, satu di antara dua pelaku menggendong Ahza, keluar meninggalkan warung. Menutup rolling door warung, menggembok dari luar. Lalu kabur. Seorang saksi mata melihat mereka membawa bayi, naik angkot mobil Elf.

Itu terjadi Kamis, 16 Februari 2023, sekitar pukul 08.00 WIB. Warung makan ayam goreng D’Kriuk milik Intan berlokasi di ruko di Desa Kemejing, Sukaindah, Sukakarya, Bekasi.

Profil Intan dan Ahza diceritakan Erik Julianto, 27, adik kandung Intan kepada pers, Sabtu (18/2).

Ahza sudah yatim sejak di dalam kandungan. Ayah Ahza atau suami Intan meninggal dunia karena Covid-19 pada akhir Januari 2021. ”Waktu itu Kak Intan hamil tiga bulan, mengandung Ahza,” ungkap Erik.

Waktu itu Intan baru sebulan membuka warung makan ayam goreng di rumah. Setelah ditinggal mati suami, Intan sendirian menjalankan usaha warung makan.

Setelah Ahza lahir, warung makan ayam goreng itu ternyata berkembang. ”Sekarang warungnya sudah tidak di rumah. Tapi, sudah punya tiga cabang, semuanya di ruko sewaan di Bekasi. Salah satunya di tempat kejadian (pembunuhan) itu,” ungkap Erik.

Saat warung berkembang dan merasa kewalahan menangani warung, Intan menikah lagi dengan Febri Noviana. Febri inilah orang pertama penemu Intan dalam kondisi tergeletak berlumuran darah di dalam warung. 

Ia tiba di warung sekitar pukul 13.00 WIB (hari itu juga), heran melihat warung tutup, tergembok dari luar. Ia masuk warung dengan menggunakan kunci cadangan. Lantas, ia membawa Intan ke klinik terdekat. Namun, dokter menyatakan, Intan sudah meninggal sebelum tiba di klinik. Lalu, Febri lapor polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: