Tanggul Jebol, Sawah Gagal Panen
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawangsa mengecek lokasi banjir di kawasan Driyorejo, Gresik.-Humas Pemprov Jatim-
”Kalau air merendam 50 persen dari tinggi tanaman, itu masih bisa diselamatkan. Tapi, jumlah sawah yang gagal panen ini kecil. Tidak memengaruhi stok ketersediaan pangan di Jatim. Satu juta ton beras di panen raya nanti masih relevan,” ungkapnya.
Hanya, saat ini yang menjadi masalah adalah panen di masa hujan akan berdampak pada kualitas beras itu. Pasti akan menurun. Beruntung, beberapa kelompok tani telah menggunakan dryer bantuan dari Pemprov Jatim dan Kementerian Pertanian.
”Swasta juga banyak yang punya. Dengan begitu, setelah panen, mereka langsung mengeringkan padi menggunakan dryer. Sebab, saat ini tidak memungkinkan untuk menjemur sendiri. Karena masih musim hujan,” terangnya.
Atas dasar itu, hingga kini ia masih optimistis kebutuhan beras di Jatim saat bulan Ramadan akan tetap terpenuhi. Bahkan, masih bisa menyuplai beras ke Indonesia Timur. ”Angka yang gagal panen ini sangat kecil. Jadi, itu tidak terlalu berpengaruh lah,” tegasnya.
Kondisi itu sebenarnya sudah diantisipasi sejak lama. Sebab, 186 hektare sawah itu berada di daerah yang selalu menjadi langganan banjir. ”Tempatnya pasti sama. Angkanya saja yang berbeda, tapi tidak terlalu signifikan,” tegasnya.
Sementara itu, Daniel Rohi, anggota Komisi B DPRD Jatim, meminta gubernur Jatim dan dinas pertanian menghitung kembali kebutuhan beras di Jatim. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat Jatim dapat disesuaikan dengan ketersediaan beras.
”Kalau memang terbatas, prioritaskan masyarakat di Jatim dulu. Jangan dijual ke luar daerah dulu. Jangan sampai, karena beras langka, membuat harganya melonjak. Akhirnya, akan berdampak pada inflasi. Jangan sampai kondisi bulan lalu terjadi lagi,” terangnya.
Politikus PDI Perjuangan itu juga meminta Pemprov Jatim kembali memetakan daerah yang berpotensi terjadi bencana alam, yang memiliki ladang pertanian cukup besar. Tujuannya, dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi banjir.
”Namanya hujan ini kan kita tidak bisa prediksi. Jadi, lebih baik diantisipasi terlebih dahulu. Mungkin membuat saluran pengaliran air atau menyiapkan pompa untuk menyedot air. Lebih baik antisipasi,” ucapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: