Presiden Soekarno Mampir Ke Toko Buku ini, saat Pulang ke Peneleh

Presiden Soekarno Mampir Ke Toko Buku ini, saat Pulang ke Peneleh

Seorang pengunjung memasuki Toko Buku Peneleh yang berlokasi di Jalan Peneleh Gang VII No 22, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 20 Februari 2023.-Moch. Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sudah satu abad berlalu bagi Toko Buku Peneleh di jantung kota Surabaya. Toko buku tertua di Surabaya itu berada di Peneleh Gang VII No. 22.

 

Rasanya seperti memutar waktu ketika menginjakkan kaki di Peneleh. Bangunan peninggalan Belanda dan beberapa situs bersejarah yang tersebar di kampung tersebut. Kesan kunonya dipertahankan karena wilayah itu masuk kawasan cagar budaya.

 

Peneleh tak sekedar tentang rumah kelahiran Bung Karno, tak sebatas kediaman HOS Tjokroaminoto. Tak juga hanya soal makam-makam bersejarah. Peneleh adalah bagian dari sejarah literasi di Surabaya. 

 

BACA JUGA:Ayo Sinau Bareng Arek Suroboyo: Cara Penerima Beasiswa Pemuda Tangguh Mengabdikan Diri ke Masyarakat

BACA JUGA:Survei Anies Baswedan Nomor 3 Jadi Penyemangat PKS

 

Pernah mendengar Pertjetakan Peneleh? Itulah cikal bakal Toko Buku Peneleh. Mengingat sekarang tempat ini tak lagi menjadi sebuah percetakan, melainkan hanya menjual buku.

 

Toko itu milik Abdul Latif Zein. Lokasinya sebelum kediaman HOS Tjokroaminoto yang pernah menjadi kos-kosan Bung Karno. Terukir di bagian atas depan bangunan itu besar-besar, "Toko Buku Peneleh".

 

Kami masuk disambut oleh bapak penjaga toko buku itu. Muhammad namanya, ia menjaga toko sejak tahun 2005. "Kalau dari bangunannya, ini dari tahun 1918. Lebih dulu rumah HOS Tjokroaminoto," jelasnya, Senin, 20 Februari 2023. 

 


Muhammad, penjaga toko di Toko Buku Peneleh saat dikunjungi oleh Harian Disway pada Senin, 20 Februari 2023.-Moch. Sahirol Layeli-

 

Dua etalase disusun memanjang dan menyamping. Menempel di tembok-temboknya beberapa rak buku.

 

Muhammad mengatakan, bangunan dan susunan toko ini tidak mengalami begitu banyak perubahan. Pemerintah kota Surabaya sempat membenahi bagian depan toko dan memberikan pagar. Selain itu bangunan ini sama seperti sebelumnya. 

 

BACA JUGA:Tuntutan 3 Tahun untuk 135 Nyawa Korban Kanjuruhan

BACA JUGA:Medina Zein Dituntut 2 Tahun 4 Bulan, Uci Flowdea Happy

 

Berbicara soal kaitan sejarah Toko Buku Peneleh dengan Soekarno yang pernah singgah di kediaman HOS Tjokroaminoto, Imamah, adik M. Azhari mengatakan tidak ada bukti sejarah yang kuat. Namun ia Bung Karno pernah singgah ke tokonya saat jadi Presiden RI.

 


IMAMAH, salah satu cucu Abdul Latif Zein yang sekarang tinggal di rumah yang ada di Toko Buku Peneleh.-Moch. Sahirol Layeli-

 

"Waktu itu kan Bung Karno, ngekosnya di HOS Tjokroaminoto. Pas udah jadi presiden, beliau mampir ke kosnya yang dulu. Terus ngeliat mbah saya lagi jaga toko akhirnya didatengi. Itu ada fotonya," jelasnya sambil menunjuk foto Soekarno dengan kakeknya yang terpajang di tembok. 

 


FOTO saat Presiden pertama RI, Ir Soekarno mengunjungi Toko Buku Peneleh pada tanggal 18 Desember 1956 Jam 20.00 WIB (kiri) dan Foto perbandingan yang diambil pada tanggal 20 Februari 2023 (kanan).-Moch. Sahirol Layeli-

 

Selain foto Soekarno dengan pemilik toko buku ini, foto tokoh-tokoh Muhammadiyah juga berjejer di atas tembok. Memang, buku yang dijual di Toko Buku Peneleh kebanyakan buku-buku Muhammadiyah. Selain buku-buku, batik, taplak, dan juga atribut Muhammadiyah yang lain juga dijual disini.

 

Tergerus oleh zaman, toko buku tertua di Surabaya ini amat jarang dikunjungi oleh pelanggan. Meski begitu,  M. Azhari, cucu dari Abdul Latif Zein tetap ingin mengelola toko buku ini. Toko buku tetap buka setiap hari Senin - Sabtu pukul 08:00-16:00 WIB. 

 

BACA JUGA:Di UKDC Dahlan Iskan Pesan untuk Junjung Nilai Kejujuran

BACA JUGA:Jokowi Ingin Perry Warjiyo Lanjut Gubernur BI

 

Terlepas dari hubungannya dengan Soekarno, Toko Buku Peneleh adalah bagian dari sejarah literasi yang ada di Surabaya. Tempat-tempat seperti ini harus tetap dijaga agar kemudian bisa menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya. (Ilal Muthoharoh) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: