Cheng Yu Pilihan Founder IF Language Center, Jakarta, Ian Yi: Hai Nei Cun Zhi Ji, Tian Ya Ruo Bi Lin

Cheng Yu Pilihan Founder IF Language Center, Jakarta, Ian Yi: Hai Nei Cun Zhi Ji, Tian Ya Ruo Bi Lin

Cheng Yu Ian Yi--

UNTUK mempererat hubungan, penguasaan bahasa kedua belah pihak mutlak diperlukan. Memang kita bisa memakai jasa penerjemah, namun hasilnya akan jauh lebih menakjubkan kalau kita bisa bercakap-cakap sendiri dengan bahasa ibu lawan bicara kita.

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana riuhnya para hadirin ketika 2010 lalu mantan Presiden Amerika Barrack Obama yang berkunjung ke Jakarta, mengawali pidatonya dengan bahasa Indonesia "pulang kampung, nih." Tepuk tangan seketika membahana.

Akan mungkin sangat berbeda tanggapan orang-orang yang hadir di sana kalau Obama menggunakan bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. 

Bisa jadi, pandangan banyak masyarakat kita yang sudah kadung miring terhadap Tiongkok, akan berubah juga jika kita paham bahasa mereka. Sebaliknya, anggapan tidak sedikit penduduk Tiongkok yang masih mengira Indonesia tidak ramah terhadap bangsa Tionghoa, akan bisa dikikis pula bila mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa kita.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dokter Anak National Hospital Achmad Yuniari Heryana: An Jia Li Ye

Itulah yang diikhtiarkan Ian Yi 易衍. Lelaki asal Tiongkok yang telah tinggal di Indonesia selama belasan tahun ini sejak 2012 mendirikan IF Language Center (艾孚语言中心). Kantor pusatnya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. 

IF Language Center dibangun dengan tujuan dua arah: mengenalkan bahasa Mandarin kepada warga Indonesia, mengenalkan bahasa Indonesia kepada warga Tiongkok.

Hampir semua karyawan dan petinggi perusahaan besar Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia, belajar bahasa Indonesia di lembaga yang dibentuk Ian tersebut. Bahan ajarnya disusun sendiri oleh tenaga pengajar ahli. Menyesuaikan dengan kebutuhan bahasa di lapangan.

Kita patut berterima kasih kepada Ian. Kendati berdasar aturan yang berlaku, penguasaan bahasa Indonesia tidak lagi diwajibkan bagi pekerja asing, tetapi Ian tetap gigih menyebarluaskan bahasa Indonesia kepada pendatang Tiongkok. 

Padahal, Ian tidak memiliki background pendidikan bahasa. Ia lulusan sarjana dan master kimia dari Sun Yat-sen University dan University of Macao. Awalnya ke Indonesia untuk bekerja di perusahaan farmasi. Kemudian beralih ke ekspor-impor. Cuan gede-gedean. 

"Meski profitnya tinggi, tetapi bisnis dagang tidak membuat hati saya merasa damai. Saya lebih menemukan kepuasan batin setelah melihat peserta didik kursusan saya bisa berbahasa Indonesia," ujar Ian. 

Ian percaya, dengan bahasa, akan membuat kita lebih mengenal satu sama lain. Dan, mengutip ungkapan klasik Ian mengatakan, "海内存知己,天涯若比邻" (hǎi nèi cún zhī jǐ, tiān yá ruò bǐ lín): apabila bisa saling memahami, seberapa jauhpun akan terasa seperti tetangga sendiri. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: