Ngabuburit Asik Bersama Kampoeng Dolanan

Ngabuburit Asik Bersama Kampoeng Dolanan

Siswa-siswi TK Tanjungsari bermain egrang bersama Kampoeng Dolanan.-Elvina Talitha Alawiyah/Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - TK Tanjungsari mengadakan kegiatan bersama Kampoeng Dolanan, Selasa, 28 Maret 2023. Mereka mengajak murid-murid cilik mengenal permainan tradisional sambil menunggu waktu berbuka puasa dengan tema: Marhaban Ya Dolanan.

 

Kegiatan dipandu oleh Mustofa Sam atau Cak Mus pukul 15.30. Permainan pertama adalah Cublek - Cublek Suweng, melibatkan beberapa murid TK dengan pemain sebanyak 5 orang yang membuat lingkaran, salah satunya berada di tengah-tengah dengan telungkup dan menebak kelereng yang digilir oleh pemain lain.

 

Permainan selanjutnya adalah egrang, yang merupakan permainan tradisional yang dikenalkan kepada murid-murid TK. Beberapa murid sangat senang dan ingin mencoba permainan tersebut. Cak Mus memilih 4 murid untuk memainkan permainan tersebut dengan cara mengajak murid-murid menghitung angka satu sampai tiga, siapa yang paling bersemangat akan dipilih.

 

Kemudian, mereka membuat boneka dari sarung dengan sangat kreatif. Kampoeng Dolanan mengajarkan murid-murid untuk bisa kreatif membuat barang-barang dari benda di sekitar.

 

Sarung digulung dan ditarik sehingga bisa menjadi sebuah boneka. Para murid tampak berlomba-lomba untuk membuat boneka sarung tersebut. Jika tidak punya pasangan, wali murid yang hadir juga membantu anaknya.

 


TK Tanjungsari menggelar acara bersama Kampoeng Dolanan-Elvina Talitha Alawiyah-

 

Selanjutnya, Pungki Purita membacakan dongeng dengan boneka. Dia menceritakan tentang kambing yang serakah dan sekumpulan hewan lainnya seperti sapi, ayam, kucing.

 

Hewan - hewan tersebut sedang berkumpul dan mengobrolkan tentang makanan. Rumput segar sulit dicari. Sapi rupanya mengetahui dimana rumput dan segar itu berada: savana.

 

Kambing pun mulai mencari sendiri keberadaan savana tanpa mengajak yang lain. Tidak ketemu. Ia terpaksa mencari bantuan. Akibat sifat tamak itu, tak ada yang mau membantunya.

Di akhir acara, murid-murid berbagi takjil di pinggir jalan raya dan berbuka bersama dengan teman-teman lainnya.

Cak Mus, yang merupakan pendiri Kampoeng Dolanan, ingin memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak sejak dini dengan penyesuaian dan adaptasi agar sesuai dengan mereka.


Marhaban ya Dolanan di TK Tanjungsari.-Elvina Talitha Awaliyah/Harian Disway-

“Kita ingin mengenalkan dolanan di saat era - era seperti bulan Ramadan seperti saat ini. Kampoeng Dolanan sendiri sudah berdiri sejak tahun 2016 dan untuk kegiatan Marhaban Ya Dolanan sendiri pada tahun 2017,” ucapnya 

Founder Kampoeng Dolanan ini menjelaskan adanya Kampoeng Dolanan ini ingin mengenalkan permainan tradisional sejak dini kepada anak - anak dengan penyesuaian atau adaptasi kepada mereka. Tak hanya permainan saja ada juga aktivitas literasi yang mendekatkan sebuah cerita melalui boneka.

“Kita ingin mengenalkan dolanan di saat era - era seperti bulan Ramadan seperti saat ini. Kampoeng Dolanan sendiri sudah berdiri sejak tahun 2016 dan untuk kegiatan Marhaban Ya Dolanan sendiri pada tahun 2017” Ucapnya

Kampoeng Dolanan sendiri memiliki konsep sangat bervariatif. Inti dari Kampoeng Dolanan sendiri bisa menyesuaikan konsep dari permintaan penyelenggara.

“Misalkan sekolah meminta konsep dongeng, kita libatkan pendongeng dan tadi kita juga ajarkan untuk membuat boneka dari pada membeli boneka yang hanya dipakai sehari saja kan sayang” tambahnya

Kampoeng Dolanan juga melayani permintaan jemput bola di tempat - tempat umum yang ada di Surabaya. Misalnya di kawasan Balai Pemuda.

“Kita konsepkan acara ini yang berbasis Nusantara, jadi saya membawa permainan dari Papua, Kalimantan, Sumatra. Jadi itu yang kita kenalkan dan juga meningkatkan toleransi  kebinekaan melalui permainan tradisional di saat Ramadan” jelasnya

Ia berharap, Kampoeng Dolanan bisa melestarikan permainan yang mulai tergeser teknologi.  (Ridav Refza Rafza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: