Beban Pantura Berat: Mulai Dari Banjir Rob Sampai Truk Ogah Masuk Jalan Tol
MASIH PENYOKONG UTAMA: Meskipun sudah ada Jalan Tol Trans Jawa, beban Jalur Pantura masih belum berkurang signifikan.-Foto : Kementerian PUPR -
JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kementerian PUPR melaporkan bahwa kemantapan jalur pantai utara jawa (pantura) saat ini tercatat 96,15 persen. Artinya hanya ada sekitar 4 persen atau sekitar 60 hingga 70 kilometer jalan dalam kondisi kurang mantap.
Dirjen Bina Marga PUPR Hedy Rahardian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, jalur Pantura membentang dari wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur sepanjang 1.219,43 km.
Hedy mengatakan, beberapa ruas panturan mengalami penurunan kemantapan jalan. Khususnya di wilayah Jawa Tengah dari 97,45 persen pada tahun 2020 menurun menjadi 89,36 persen pada tahun 2023.
BACA JUGA:Bawa Tas Banyak Naik Kereta Api Kena Biaya Tambahan
BACA JUGA:Tempat Ngeces Mobil Listrik Tersedia di 14 Rest Area
“Permasalah Pantura secara umum adalah daerah yang suka terkena banjir, seperti di Jawa Tengah di wilayah utara Kudus dan Pati. Jalan ini kan sangat sensitif dengan kondisi basah,” papar Hedy di gedung DPR Rabu (12/4/2023).
Meski demikian, hedy mengatakan pihaknya sudah menganggarkan Rp. 543 miliar untuk pantura Jawa Tengah. Anggara ini adalah yang terbesar sejak 6 tahun terakhir untuk pos perbaikan jalan.
Menurut Hedy, selain genangan banjir di lokasi jalan Pantura, fenomena lain juga perlu menjadi perhatian adalah presentase kendaraan berat yang melintasi Jalan Pantura lebih besar dibanding Jalan Tol Trans Jawa.
Berdasarkan data kondisi lapangan, lebih dari 80 persen kendaraan masih memilih jalan nasional sebagai jalur untuk melintasi Pantura, sehingga distribusi kendaraan belum merata dan beban terbesar masih pada jalan nasional.
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Ubah Desain Monumen Peradaban (2)
BACA JUGA:Monas Akan Dihijaukan Kembali
“Terdapat kenaikan jumlah kendaraan berat di jalan nasional yang menyebabkan usia perkerasan jalan tidak mencapai target. Pada tahun 2022 komposisi kendaraan berat di jalan nasional mencapai 31,16 persen. Jumlah ini naik dibanding tahun 2021 yang sebesar 24,13 persen,” kata Hedy.
Pimpinan Rapat Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan Jalur Pantura merupakan ruas jalan yang memiliki nilai strategis karena melintasi berbagai kota/kabupaten besar di Pulau Jawa, sehingga penanganan jalan harus dilakukan secara komprehensif.
“Karena posisi yang stratgeis ini volume kendaraan yang melintas juga tinggi, termasuk kendaraan logistik. Untuk itu dibutuhkan penanganan jalan yang optimal agar kemantapan jalan selalu terjaga dan ketersediaan sarana dan prasarana jalan yang memadai untuk mencegah kecelakaan lalu lintas,” kata Andi Iwan Darmawan.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: