Geliat Bangun Kota Reog: Memulangkan HOS Cokroaminoto (12)
Potret HOS Cokroaminoto, karya Affandi, 80 x 60 cm, 1946, cat minyak di kanvas. Banyak yang tahu sang Guru Bangsa lahir di Ponorogo.-Kementerian Sekretariat Negara-
Coba tanyakan ke beberapa orang: siapa tokoh besar paling terkenal dari Ponorogo? Adakah yang menjawab HOS Cokroaminoto? Atau ada yang tidak bisa menjawab sama sekali?
—
Kijang Innova Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sudah menyala di lorong samping Pendapa Agung. Kang Bupati sudah ganti baju. Pakai jaket hoodie hitam untuk melindungi tubuhnya dari dingin angin malam, Sabtu, 7 April 2023.
Hari itu, ia sedang kurang enak badan. Sudah dua pekan kurang tidur. Setiap hari selama Ramadan, ia keliling ke belasan desa yang menggelar pasar Ramadan. Dini hari juga keliling Sahur on the Road (SOTR). Sedangkan siangnya habis untuk ngantor. Seharusnya ia istirahat di rumah. Toh tidak ada tamu yang datang ke pendapa.
Namun ia sudah telanjur membuat janji bakal datang ke Jalan HOS Cokroaminoto. Akan ada penampilan musik jazz dari anak-anak muda yang dibina Mamoek. Sehari sebelumnya, Mamoek menemani Kang Giri, di kediamannya menyanyikan lagu-lagu Iwan Fals dan Bimbo. Sampai dini hari. Musik jadi obat pengusir kepenatan sang bupati.
“Tetap datang. Sudah ditunggu anak-anak,” kata Sugiri lalu bergegas ke mobilnya. Jalan HOS Cokroaminoto yang mendapat julukan Malioboro van Ponorogo itu terletak di pusat kota. Dekat dengan pendapa. Perjalanan ke sana tidak sampai lima menit.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ngobrol dengan pedagang HOS Cokroaminoto, Sabtu, 8 April 2023.-Boy Slamet/Harian Disway-
Begitu turun, Kang Giri langsung disambut pedagang Pasar Ramadan yang sudah buka dua pekan. Saat itu pukul 21.30. Beberapa pedagang sudah mengemasi barang-barangnya. “Kok wis podo tutup iki (Kok sudah tutup ini, Red)?” tanya Sugiri ke pedagang yang mengerumuninya.
Mereka mengadu. Pemkab Ponorogo hanya memberi izin buka sampai pukul 21.00. Toleransinya sampai pukul 22.00. Sugiri menengok ke kanan dan kiri. Ia mencari ajudan yang ternyata ada di belakangnya.
“Nanti sampaikan ke dinas. Boleh buka sampai pukul 12 malam. Loss dol!” ujarnya disambut senyuman pedagang. Mereka panen pendapatan di bulan puasa itu. Pengunjung HOS Cokro tak pernah sepi. Itu terlihat dari tempat parkirnya yang membeludak. Branding dan berbagai event yang digelar pemkab rupanya berhasil.
Kang Giri lalu duduk di kursi plastik di belakang stan. Beberapa orang memeluk dan bersalaman dengan sang bupati. Bahkan ada yang melingkarkan tangannya ke pinggang pejabat tertinggi di Ponorogo itu. Seperti teman sendiri. Tanpa sekat, tanpa hierarki.
Bupati Sugiri Sancoko dan Mamoek main gitar bareng di Pendapa Agung, Kamis 6 April 2023.-Boy Slamet/Harian Disway-
“Mamoek nangdi (di mana, Red)?” tanya Sugiri mencari gitaris yang sering mengiringinya di berbagai acara. Dari kejauhan Mamoek melambaikan tangan. Seorang ajudan memberi tahu bahwa bupati sudah datang.
Setelah menyalami bupati, Mamoek langsung menembaknya dengan satu permintaan. “Sak lagu, yo! (Satu lagu, ya)!” pinta tokoh seniman Ponorogo itu. Sugiri geleng-geleng. Suaranya masih parau. Mamoek mencoba merayu lagi. Beberapa warga ikut-ikutan request lagu. Ada yang minta Rungkad yang dipopulerkan Happy Asmara ada pula yang minta English Man in New York dari Sting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: