Mengenal Aktivis Jihad Islam Palestina Khader Adnan, Meninggal Dalam Kondisi Tak Makan 87 Hari
Mendiang Khader Adnan, tokoh perjuangan Palestina.-AP Photo-
JIP adalah kelompok Palestina kedua terbesar di Jalur Gaza dan jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan kelompok Hamas. Keluarganya mengatakan kepada Al Jazeera pada tahun 2012 bahwa Adnan tidak pernah aktif di sayap militer PIJ. Namun Israel terus memburunya.
Adnan telah ditangkap lima kali sebelum menikahi Randa Adnan, seorang lulusan hukum Islam berusia 31 tahun dari Universitas Nasional An-Najah di Nablus, pada tahun 2005.
Mogok makan pada tahun 2012
Pada 17 Desember 2011, Adnan yang saat itu berusia 33 tahun, ditangkap bersama sang istri di rumahnya. Randa sedang hamil anak ketiga saat ditangkap. Dia diinterogasi selama 18 hari, disiksa dan dihina oleh agen keamanan dalam negeri Israel.
Dia ditahan dalam "tahanan administratif", sebuah kategori yang dibuat oleh otoritas Israel untuk memenjarakan orang tanpa dakwaan dan tanpa harus memiliki bukti apapun.
Selama penahanannya, Adnan melakukan mogok makan selama 66 hari, yang merupakan yang terpanjang oleh tahanan Palestina di tangan Israel saat itu. Ia mengakhiri mogok makannya pada Februari 2012 setelah mencapai kesepakatan dengan otoritas Israel.
Mogok makannya menarik perhatian dunia dan memicu aksi solidaritas di seluruh Tepi Barat dan Gaza.
Adnan telah ditangkap sebanyak 12 kali, kadang-kadang ditahan dalam "tahanan administratif" dan kadang-kadang atas tuduhan seperti "kegiatan yang mengancam keamanan regional".
Pada tahun 2014, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman enam bulan yang kemudian diperpanjang, sehingga Adnan melakukan mogok makan selama 56 hari yang berakhir dengan pembebasannya pada 12 Juli 2015.
Khader Adnan bersama dua putrinya saat keluar dari tahanan Israel 2015.-AFP-
Adnan ditangkap beberapa kali sebelum penangkapannya terakhir pada 5 Februari 2023. Kali ini, ia didakwa di pengadilan militer Israel atas tuduhan yang termasuk hubungan dengan kelompok yang dilarang dan hasutan kekerasan, kata Layanan Penjara Israel.
Untuk menentang penangkapannya tanpa dakwaan, ia menolak makan selama 87 hari. Dia ditemukan meninggal di selnya pada hari Selasa, 2 Mei 2023.
Nida Ibrahim dari Al Jazeera di Ramallah di Tepi Barat, mengatakan bahwa keluarga Adnan telah memperingatkan bahwa setelah 80 hari tanpa makan, nyawanya dalam bahaya.
“Seorang tenaga medis dari kelompok Physicians for Human Rights Israel, yang telah mengunjungi Adnan di penjara minggu ini, memperingatkan bahwa ia berada di ambang kematian" sambil meminta agar Adnan segera dipindahkan ke rumah sakit," tulis AFP.
Layanan Penjara Israel mengatakan bahwa Adnan telah menolak untuk menjalani tes medis dan menerima perawatan medis. Ia ditemukan tidak sadarkan diri di selnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: al jazeera