Brawijaya Awards, Dahlan Iskan Puji Program Mengajar Bahasa Inggris Babinsa Sumenep

Brawijaya Awards, Dahlan Iskan Puji Program Mengajar Bahasa Inggris Babinsa Sumenep

Anggota Kodim 0827/Sumenep Dina Mardiyanto memaparkan program-program nya pada dewan juri--

Sertu Masyono Hariyanto pembina desa Saronggi. Dengan visi semakin banyak saudara semakin banyak rejeki, ia turut ambil bagian dalam pelestarian budaya. Masyono membentuk paguyuban musik perkusi tong-tong khas Sumenep. 

Ada 3 tim yang dibentuknya. “Ada 14 desa yang berada di sekitar kami tertarik untuk ikut. Bergabung dengan paguyuban musik bentukan kami,” ucapnya. Dengan bergabungnya desa-desa di sana sehingga terbentuk 10 tim. Ia juga aktif dalam budaya ketoprak. 

BACA JUGA:Brawijaya Awards: Kodim Banyuwangi Andalkan Pupuk Organik dan Penanaman Terumbu Karang

Sementara Serma Chairul Hadiansyah, babinsa desa Kebonagung, Kecamatan Kota Sumenep membawa program kategori peduli lingkungan. Ia bersama dinas perhutani provinsi Jatim menanam 100 bibit pohon di bantaran Sungai Kebonagung.Meskipun saat ini tidak ada kerusakan, hal tersebut sebagai pencegahan agar tidak terjadi erosi tanggul.

Di bidang olahraga, Kodim Sumenep punya jagoan Serma Santoso. Sudah 15 tahun pengalamannya melatih atlet Karate. Hasilnya, 50 atlet level kabupaten,30 provinsi, dan 10 Atlet tingkat Nasional sudah berhasil ia didik. 

“Ketika saya pindah ke kabupaten Sumenep, perguruan Inkai belum ada cabang. Sehingga saya sebagai sabuk hitam pertama mendirikan cabang Inkai di sini,” ungkapannya. Santoso juga membuat forum atlet bernama Forki. 

“Saya dari 2008 sudah memberikan medali emas untuk Kabupaten Sumenep. Saat ini kami tengah persiapan untuk Porprov,” imbuhnya. Hingga saat ini sudah ada 16 sabuk hitam di Kabupaten Sumenep.

Serka Syaiful Imam tidak kalah menginspirasi di bidang Ketahanan Pangan. Ia berjuang bersama warga sekitar untuk membangunkan lahan tidur. 

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Kodim 0823/Situbondo Rangkul Masyarakat dari Berbagai Sisi

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Cara Babinsa Pacitan Atasi Masalah Lingkungan, UMKM, dan Pertanian

Di Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng tempat ia bertugas, banyak petani yang masih menganut sistem pertanian tradisional. Yakni mengandalkan lahan tadah hujan. Sehingga tanah yang kurang subur atau sedang tidak cukup air akan ditinggalkan. 

Untuk mengatasi hal ini, Syaiful mendorong penanaman jagung yang lebih tahan kering. Lahan yang digunakan mayoritas adalah lahan non fungsi di daerah tegalan. “Saya bersama rekan-rekan PPL (penyuluh pertanian) dengan susah payah menggugah petani agar menanam kembali di lahan-lahan tidur,” tuturnya. 

Usahanya tidak sia-sia dengan program-program pertanian yang dibuatnya. Saat ini sudah ada 29 hektar tanah yang berhasil difungsikan kembali.

Dari kategori Aksi Sosial, Sertu Winarno Prastyo  babinsa desa Batuputih membantu masyarakat menekan angka stunting. Kemudian ada Babinsa dari desa Banjar Barat Serka Mohammad Rasul yang menyantuni para janda lansia.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: