Brawijaya Awards, Kodim 0823/Situbondo Rangkul Masyarakat dari Berbagai Sisi

Brawijaya Awards, Kodim 0823/Situbondo Rangkul Masyarakat dari Berbagai Sisi

Sertu Eko Wahyudi melakukan presentasi programnya di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat.-Tangkapan Layar Zoom-

SURABAYA, HARIAN DISWAY –  Tugas bintara pembina desa (babinsa) memang meliputi banyak bidang. Sepanjang bertugas di teritorialnya, mereka harus bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi di daerah tersebut. Mulai mengajarkan membaca, sampai membantu perekonomian masyarakat setempat. Termasuk ketahanan pangan di daerah tersebut.

 

Semua program itu, dipaparkan secara detail kepada para juri dari Harian Disway. Dalam rangka event Brawijaya Awards. Itu merupakan program penghargaan kepada babinsa yang diselenggarakan Kodam V/Brawijaya berkolaborasi dengan Harian Disway.

 

Misalnya saja Serda Asy'ari. Babinsa di Koramil 0823/16 Sumber Malang. Masih banyak warga di daerah tugasnya yang sampai sekarang belum bisa membaca. Selama 1,5 tahun terakhir, Asy’ari pun turun langsung. "Sampai sekarang, kami masih berjuang agar masyarakat bebas dari buta huruf," katanya kepada ketiga juri, Rabu, 3 Mei 2023.

 

BACA JUGA : Brawijaya Awards, Bukti Kepedulian Babinsa Pasuruan pada Problem-Problem Sosial

BACA JUGA : Brawijaya Awards, Babinsa Ponorogo Cegah Pernikahan Dini

BACA JUGA : Brawijaya Awards: Babinsa Kodim 0804/Magetan Jadi Dalang dan Dirikan Rumah Pintar

 

Beda halnya dengan Serka Rohmadi, babinsa di Koramil 0823/11 Besuki. Ia bertugas di Desa Sumberejo. Di sana, Rohmadi mengembangkan pertanian organik. Ia memanfaatkan potensi air yang berlimpah di daerah tersebut. Juga kotoran hewan yang terbuang-buang.

 

"Berawal dari itu, kami punya ide untuk mengembangkan pertanian organik. Pupuk organik dan pestisidanya dibuat sendiri oleh masyarakat sekitar," terangnya. Dari hal kecil itu, harga beras yang dijual oleh Kelompok Tani Bahagia, kelompok binaannya, membaik.

 

Ada dua beras yang mereka tanam: beras merah dan beras putih. Dalam satu tahun, kelompok itu bisa memanen tiga kali dalam setahun. "Untuk beras merah, satu kilogram dijual Rp 20 ribu. Sementara beras putih Rp 17 ribu. Ini lebih tinggi dari harga biasanya," terangnya.

 


Serda Sopingi memaparkan programnya di depan dewan juri dari Harian Disway.-Tangkapan Layar Zoom-

 

Semua produk itu memang dijual dalam kemasan satu kilogram. Setelah itu, Pemkab Situbondo yang akan memasarkan beras itu hingga ke luar daerah.

 

Berbagai program pengembangan daerah juga dilakukan Serda Bambang Tri Handoko. Untuk mencegah kriminalitas di wilayah tugasnya, ia mengaktifkan pos kamling dan melakukan patroli rutin. Serta melakukan sosialisasi agar pemuda terhindar dari narkotika.

 

Lalu ada Serda Toijo yang mengajak masyarakat mengamankan masjid dan gereja saat beribadah. Sertu Eko Wahyudi melakukan budi daya ternak kambing. Serda Adi Wahyu Jutrisno memilih mengembangkan komunitas sosial desa Jatibanteng (KSDJ). Serka Suraji fokus perkembangan kader posyandu. Terakhir Serda Sopingi mengajak ibu PKK dan kader posyandu balita dan pencak silat PSHT dan senam kepada ibu posyandu. (Michael Fredy Yacob)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: