Kendala Lokasi dan Waktu, Tiga Tim Juri Brawijaya Awards Ubah Rute dan Jadwal

Kendala Lokasi dan Waktu, Tiga Tim Juri Brawijaya Awards Ubah Rute dan Jadwal

JURI tim 1 mendatangi rumah pintar Nawasena yang didirikan dan dipertahankan Pelda Masyhuriah.-Boy Slamet-

HARI pertama road show penjurian on the spot lomba Babinsa Inspiratif Brawijaya Awards sudah diwarnai keseruan. Mulai medan yang harus ditempuh tim juri hingga keramahan kodim setempat dalam menyambut tim juri. Lokasi desa/kelurahan binaan yang berjauhan juga menjadi hal yang ditemui di hari pertama itu. Terutama untuk tim 3 yang kebagian di wilayah tapal kuda.

Taufiqur Rohman, ketua tim 3, mengatakan bahwa dua lokasi desa/keluharan binaan babinsa inspiratif dari Kodim Pasuruan sangat berjauhan. Satunya di daerah Candi Wates, Prigen, perbatasan dengan Mojokerto dan satunya lagi di Desa Watu Lumbung, Kecamatan Lumbang. Di Candi Wates, tim melihat pengabdian Pelda Andik Risdianto, anggota Kodim Pasuruan, yang memilih membangkitkan kesenian gamelan. Termasuk rencana mementaskannya di halaman Candi Jawi. 

Sementara itu, di Desa Watu Lumbung, Kecamatan Lumbang, Pasuruan, tim akan melihat budi daya durian di tanah tandus dengan memanfaatkan biopori yang dilakukan Kopda Budi Rinarto. ”Sayangnya, babinsa tersebut sedang berhalangan dan rencananya kami datangi di akhir sesi penjurian lapangan,” terang Taufiq, Selasa, 16 Mei 2023.


PELDA Andik Risdianto, babinsa Kodim Pasuruan, memainkan gamelan saron bersama anak-anak SDN Candi Wates 1 Pasuruan di halaman Candi Jawi.-rozaq-

Lepas azan Asar, tim 3 menuju Probolinggo. Di kota yang sekarang ada dua pemerintahan itu, kota dan kabupaten, tim akan mendatangi lokasi pengabdian Pelda Ahmad Rido’i, babinsa Desak Ledokombo, Probolinggo. ”Ada tiga salam yang selalu digunakan dalam acara formal maupun nonformal. Sebagai wujud kerukunan antarumat beragama. Kami ingin melihat itu,” ujar Taufiq.

Tim 1 yang bertugas di wilayah Mataraman juga mengubah rute. Seharusnya kunjungan pertama ke Kodim Ngawi, baru ke Kodim Magetan, tapi ini dibalik. ”Di Magetan, kami mendatangi babinsa Pelda Masyhuriah dengan rumah pintar yang diberi nama Nawasena dan dibuka di Desa Panekan, Kecamatan Panekan, dan Pelda Sigit Setiono yang menjadi dalang dan MC pengantin,” papar Guruh Dimas, ketua tim 3.

Menurut Guruh, rumah pintar itu termasuk program yang cukup menarik. Sebab, program itu kali pertama diluncurkan oleh Ani Yudhoyono dan masih dipertahankan hingga sekarang. Setidak-tidaknya rumah pintar tersebut sudah bertahan dan dipertahankan lebih dari 10 tahun.

Tentang perubahan rute, Guruh mengatakan, itu atas permintaan dari Kodim Ngawi. Salah satu pertimbangan adalah babinsa Kodim Ngawi, Sertu Ali Mustofa dari Desa Guyung, Kecamatan Gerih, yang mengandalkan program gamelan merasa pas bila dinilai pada sore hari. ”Memang saat itu (sore) waktu yang tepat untuk latihan,” kata Guruh maklum.

Hal yang sama dilakukan tim 4 yang bertugas di daerah pantura. Seharusnya, hari pertama penjurian on the spot adalah Tuban, kemudian Bojonegoro. Namun, seperti halnya tim 1, kunjungan dibalik. Bojonegoro dulu, kemudian Tuban.

Di Bojonegoro, tim yang diketuai Michael Fredy Yacob mendatangi tiga babinsa. Yaitu, Sertu Lamsir di Desa Klampok, Kecamatan Kapas; Serda Joko Mulyono di Desa Piyek, Kecamatan Kanor; dan Sertu Yaizid Arafat di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu. ”Kecamatan Kapas dan Kanor ada di sisi timur Bojonegoro. Sedangkan Kalitidu ada di sisi barat kota. Tapi, hari pertama ini, kami tidak menemui kendala. Bantuan dari Kodim Bojonegoro sangat memudahkan tugas kami,” terang Michael.


MOBIL juri tim 4 terpaksa ditinggal dan dilanjutkan dengan mobil TNI karena jalan desa belum bagus. Tim hendak menuju Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.-Sahirol Layeli-

Lamsir akan bersaing di kategori ketahanan pangan, Joko Mulyono mengandalkan kerajinan berbahan pelepah pisang di kategori pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan Yaizid Arafat mengandalkan program rembuk pitulasan di kategori kerukunan antarumat beragama. ”Yang cukup menarik adalah Sertu Lamsir. Ternyata juga ikut kategori peduli lingkungan. Hasilnya juga bukan sembarangan karena beliau adalah perintis bank sampah di desa binaan,” ujar Michael. 

Sementara itu, juri tim 2 memulai penjurian lapangan hari ini, Rabu, 17 Mei 2023. Ketua Tim Juri Pace Morris dengan fotografer Elvina dan videografer Alvin sudah menyiapkan diri. Lalu, akademisi dari Universitas Airlangga yang ada di tim tersebut adalah Pudjio Santoso. ”Besok pagi (hari ini, Red) kami berangkat dan menuju Kodim Malang-Batu,” kata Pudjio. (Noor Arief)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: