Babinsa Inpiratif Sertu Muhammad Zuhana, Totalitas Dampingi UMKM Keripik dan Sale Pisang Pacitan
Sertu Zuhana mengemas produk sale pisang bersama para pelaku UMKM.-Boy Slamet-
PACITAN, HARIAN DISWAY - Canda tawa terdengar di dalam sebuah rumah, di Dusun Tanggung, Desa Bomo, PACITAN. Sertu Muhammad Zuhana terlihat akrab dengan para ibu pembuat keripik dan sale pisang.
Mereka duduk bersama, memasukkan keripik dan sale pisang ke dalam kemasan plastik. Tak ada batas antara prajurit dan masyarakat. Melebur dalam kebersamaan.
“Pak Sertu Zuhana ini sudah sering seperti ini. Ya sama-sama gini. Kadang beliau bantu bawa dagangan kami juga, lho,” ujar Suratin, pemilik rumah. Para perempuan itu adalah pelaku UMKM keripik dan sale pisang yang saat ini sedang bertumbuh di Pacitan. Mereka adalah warga Desa Bomo, Kecamatan Punung.
Sertu Zuhana bersama para pelaku UMKM kripik dan sale pisang.-Boy Slamet/Harian Disway -
Industri tersebut sempat lesu karena pandemi. Namun berkat dorongan Sertu Zuhana, UMKM itu tumbuh pesat. “Saya tergerak untuk membantu para pengelola UMKM tersebut, setelah melihat terpuruknya mereka pasca pandemi,” ungkapnya.
Hingga kini, terdapat 30 UMKM keripik dan sale pisang yang didukung penuh oleh Sertu Zuhana. Ia ikut memasarkan produk mereka dengan menitipkannya di berbagai outlet di kawasan Pacitan, terutama dalam kios-kios yang berada di tempat wisata.
“Saya bantu antarkan produk-produk itu ke outlet-outlet tujuan. Apalagi sekarang permintaan sudah lumayan tinggi,” terang pria 43 tahun itu. Sertu Zuhana pun ikut membantu mendorong pemasaran produk secara online. “Alhamdulillah sudah banyak permintaan dari luar kota juga,” tambahnya.
Suratin dan beberapa perempuan lain pun merasa sangat terbantu oleh kontribusi Sertu Zuhana. “Pak Zuhana ini totalitas. Sampai beliau paham jenis-jenis pisang yang kami gunakan, sasaran pasar sampai cara pembuatannya,” ujar Suratin.
Betul, Sertu Zuhana menunjukkannya secara langsung pada tim juri Harian Disway. Ia memegang setandan pisang hijau. “Pisang hijau yang setengah matang begini untuk keripik,” katanya, kemudian mengangkat setandan pisang kuning. “Nah, kalau ini untuk produk sale pisang,” tambahnya.
BACA JUGA:Babinsa Inspiratif Sertu Lasa, Hidupkan Kesenian di Karangan, Trenggalek
BACA JUGA:Babinsa Inspiratif Sertu Irfan Yusroni, Dirikan Angkringan dan Berdayakan Pemuda Putus Sekolah
Ia juga menerangkan proses pengupasan pisang, pemotongan hingga dipanaskan menggunakan oven besar yang ada di sisi timur rumah Suratin itu. “Sale pisang dioven di mesin ini. Prosesnya kurang lebih 3 jam. Kalau keripik pisang tidak dioven. Hanya digoreng saja sudah selesai,” ujar pria kelahiran Ponorogo itu.
Produk itu pun ramah lingkungan. Sebab, bonggol dan kulit pisang yang tidak terpakai dapat diolah, kemudian jadi pakan ternak. Rata-rata warga Desa Bomo hidup dari hasil bertani dan beternak sapi atau kambing.
Sering Sertu Zuhana mendengar keluhan para pengusaha. Yakni kurangnya modal. Maka, ia turut membantu untuk proses peminjaman modal. Seperti dari KUR. “Saya sering mengantar para pelaku UMKM untuk memproses pinjaman ke koperasi atau bank. Saya kawal, sampai mereka mendapatkannya,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: