Babinsa Inspiratif Sertu Lasa, Hidupkan Kesenian di Karangan, Trenggalek

Babinsa Inspiratif Sertu Lasa, Hidupkan Kesenian di Karangan, Trenggalek

Sertu Lasa dengan pemuda dalam tim jaranan dan campursari binaannya.-Boy Slamet-

TRENGGALEK, HARIAN DISWAY- Lantunan lagu-lagu Jawa menyambut hadirnya tim juri Babinsa Award. Lahan yang cukup luas itu di belakang rumah milik Kapt Czi Hendro Suseno, Danramil Pogalan, Trenggalek. 

Para pemain gamelan dari berbagai usia. Komposisi mereka berpadu dengan peralatan musik modern. Sehingga aransemen mereka lebih kaya dan variatif. 

Suara merdu mengalun dari bibir Babinsa Karangan, Trenggalek, Sertu Lasa. Ia membawakan beberapa tembang Jawa dengan syahdu dan penuh penghayatan. 

“Pada era sekarang, budaya luar banyak yang masuk. Beliau ini yang turut menjaga seni tradisi. Minimal di desa kami, Karangan. Sehingga dapat tetap tumbuh dan berkembang,” ungkap Warsito, kepala desa. 

Ia pula yang membina dan memberi motivasi berbagai kalangan, agar terus nguri-uri atau merawat tradisi Jawa. 

Sertu Lasa adalah Babinsa yang bertugas di kawasan Karangan. Meski begitu, dalam perkembangannya, daerah yang dibinanya sebagai penggerak budaya, meliputi 4 desa sekaligus. 

“Saya pertama kali bertugas di sini tahun 2010. Awalnya saya melihat kesenian jaranan di Karangan sangat hidup,” ujarnya. Kemudian bersama Kapten Hendro, ia mulai mengembangkan seni karawitan dan campursari. 

Hingga terbentuklah kelompok karawitan dan campursari Bangunlaras. Kapten Hendro menyediakan tempat dan menjadi ketua kelompok tersebut. Sedangkan Sertu Lasa sebagai pembina harian. 

Tak hanya membina dan memotivasi, Sertu Lasa juga merupakan seorang seniman atau pelaku seni. Dalam beberapa event, ia turun langsung sebagai penembang. 

Apalagi, ia pernah menjadi juara 1 di kompetisi Kodam Brawijaya, membawakan tari-tarian. Saat itu ia mengajak siswa-siswi SMAN 1 Karangan. 

Menurut Sertu Lasa, di setiap desa di Trenggalek, memiliki kesenian jaranan dan karawitan. Namun yang paling lengkap adalah Kecamatan Karangan. Sebab di situ terdapat empat kesenian yang sama-sama eksis: jaranan, karawitan, reog, dan orkes dangdut. 


Sertu Lasa Pembina harian grup karawitan Bangunlaras sekaligus penyanyi lagu Jawa.-Boy Slamet-

“Maka di kelompok Bangunlaras ini, semua personelnya merangkap sebagai seniman jaranan. Jadi istilahnya mereka itu multi-talenta,” ujar pria 52 tahun itu. Lantas tersenyum. Di rumah Kapten Hendro pula mereka melakukan latihan rutin setiap Rabu dan Jumat malam. 

Bagi Sertu Lasa, seni tradisi adalah media komunikasi efektif untuk sesama warga. Sekaligus sebagai benteng dari derasnya arus budaya luar. “Media filterisasi pula. Mana yang cocok, kita kolaborasikan. Tapi budaya yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa, harus dieliminasi,” terangnya. 

Selain itu, upaya pembinaan dari Babinsa Sertu Lasa tak hanya bertujuan untuk nguri-uri. Tapi juga membangkitkan ekonomi warga, terutama para pengrawit kelompok Bangunlaras. “Alhamdulillah job lancar. Jadi hasilnya bisa untuk mereka langsung. Berkarya sambil mencari penghasilan,” pungkas pria asli Boyolali itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: