Babinsa Inspiratif Serda Munir, Rawat Balita Stunting dan Lansia Sebatang Kara

Babinsa Inspiratif Serda Munir, Rawat Balita Stunting dan Lansia Sebatang Kara

Serda Misbahul Munir menengok Mariyam, 80, lansia yang hidup sebatang kara.-Boy Slamet-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Wajah Jamilah semringah ketika melihat Serda Misbahul Munir datang ke rumahnya. Setelah dipersilakan duduk, dia sejenak masuk lalu menggendong Nabila, balitanya yang mengidap stunting.

Sekujur tubuh Nabila kaku. Tak bisa digerakkan selain dibantu ibunya. Ketika anak empat tahun itu melihat sosok Serda Munir, mulutnya terbuka. Dari ekspresinya dia tersenyum senang. "Mau digendong Pak Munir ya dik? Mau ya," ujar ibunya, lantas menyerahkan Nabila untuk digendong Serda Munir.


serda Misbahul Munir sambang ke rumah Nabila, balita yang terkena stunting di Kecamatan Wonokromo, Surabaya.-Boy Slamet-

Babinsa Kecamatan Wonokromo itu meraih Nabila dan menggendongnya. Lantas menimang anak itu. "Nabila, sudah minum susu apa belum? Sehat ya, nak," katanya. Serda Munir memang sosok tak asing bagi keluarga Jamilah. Ia kerap datang memberi bantuan susu dan pampers. Setiap usai berdinas, ia pasti selalu menyempatkan waktunya untuk menengok keadaan balita itu.

Nabila memang membutuhkan bantuan. Ibunya hanya pengepul botol air mineral bekas. Sedangkan kebutuhan Nabila seperti susu khusus stunting dan pampers, membutuhkan biaya yang banyak. Serda Munir kerap menyodorkan masalah itu pada pemerintah, maupun pihak-pihak yang aktif dalam kegiatan sosial. Beberapa di antaranya telah berhasil. Tapi ada pula yang belum mencukupi.

Serda Munir tak patah semangat. Jiwa sosialnya tinggi dan tak hanya balita Nabila yang jadi perhatiannya. Terdapat 8 titik di Kecamatan Wonokromo yang menjadi sasaran pengabdiannya itu. Pun tak hanya balita stunting. Ia juga memperhatikan nasib orang yang kurang mampu dan janda lansia.

Satu balita yang pernah ditanganinya dengan intens adalah Rafardan. Jika mengingat balita Rafardan, Serda Munir selalu tampak emosional. "Rafardan sudah meninggal karena sakit kronis. Gagal ginjal, sistem pencernaannya tidak berfungsi. Kami sering memberi pampers, susu, bahkan mengantar bolak-balik ke rumah sakit. Tapi ia tak tertolong," ujarnya.

Meninggalnya balita Rafardan, membuatnya termotivasi untuk memperhatikan kasus stunting dengan lebih intens lagi. Upaya Serda Munir dalam berkegiatan sosial patut diacungi jempol. Puluhan kasus stunting pernah ditanganinya. "Dulu pernah ada 67 kasus stunting. Kami sering memberikan perawatan untuk balita stunting. Dari Kodim Surabaya juga pernah turun langsung memberi bantuan," ujar pria 38 tahun itu.

Menjadi Babinsa Wonokromo sejak 2022, Serda Munir berperan aktif dalam misi pengentasan masalah stunting di Surabaya. Bila menilik data, kasus stunting di Surabaya pada 2021 mencapai 6.722 kasus. Pada Desember 2022, jumlahnya menurun signifikan, hanya tinggal 923 kasus. 

Maka Serda Munir dan tim Babinsa serta pihak Koramil Wonokromo dapat dibilang sebagai salah satu yang memiliki kontribusi besar sebagai garda terdepan penuntasan masalah itu. Tak hanya balita stunting, Serda Munir juga mengajak tim juri Harian Disway menengok lansia sebatang kara yang tinggal di kawasan Gunungsari. Namanya Mariyam. Anak-anaknya telah meninggal dan dia hidup sendirian, dalam usianya yang telah 80 tahun lebih.

Mariyam dirawat oleh tetangga sekitarnya. Serda Munir pun kerap mengunjungi untuk menanyakan kabar serta memberi bantuan pampers dan makanan. "Lansia seperti Ibu Mariyam ini perlu diperhatikan. Untung beliau punya tetangga-tetangga yang baik, yang mau merawat. Kita perlu ingat, diri kita ini di kemudian hari akan menua seperti beliau. Layaknya orang tua kita juga. Kepedulian harus ditanamkan," ungkapnya.

Probo Darono Yakti, salah satu tim juri dari akademisi Unair, menyebut bahwa apa yang dilakukan Serda Munir menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. "Selain berperan aktif membantu sasaran, upaya sosial Serda Munir membangkitkan rasa kepedulian pula bagi masyarakat. Maka wajar bila Serda Munir masuk sebagai salah satu dari 50 Babinsa Inspiratif," terangnya.

Jika ada beberapa orang dengan jiwa dan ketulusan seperti Serda Munir, masalah-masalah dalam masyarakat akan terselesaikan. Kepedulian dan rasa saling menyayangi akan tumbuh bersemi. (*)

 

Sumber: