Pupuk Mahal, Putar Akal Cari Solusi
Sertu Ahmad Abduh, Babinsa Koramil Gedeg, Kodim Mojokerto dengan pupuk organik buatannya.-Boy Slamet-
Sayangnya ada gesekan internal dan musibah yang menimpa Sayidi hingga poktan ini vakum. Sampai akhirnya datang Sertu Widi Hidayat menggantikan Babinsa yang lama. “Saya rangkul lagi mereka; eman-eman, organisasi sudah besar, aset sudah banyak kok vakum. Termasuk membujuk pak Sayidi untuk kembali lagi,” tutur Widi.
Foto bersama TNI Kodim Banyuwangi, Juri, dan kelompok tani Sumber Urip Watu Kebo Banyuwangi, Sabtu (20/05/2023)-Syahrul Rozak Yahya-
Usaha itu membuahkan hasil. Dan kini UPPO alias pabrik pupuk kandang Watukebo semakin besar. Sapinya ada 20 an ekor, bisa memproduksi sampai 1 ton pupuk kandang per harinya. Yang memesan pun semakin antri. Mulai dari petani padi sampai hortikultura.
Poktan Sumber Urip pun semakin besar. Anggotanya sudah 400 orang. Skala hampar sudah lebih dari 700 an hektare. Pembeli mulai membludak hingga antre berhari-hari. Termasuk Danramil Blimbingsari dan Pasiter Kodim Banyuwangi yang kebetulan adalah petani buah naga, juga ikut mengantre.
Terbaru, ada tawaran kerjasama dengan Pupuk Kaltim. “Kami masih tahap penjajakan, mohon doanya,” kata Sayidi.
Sedang di Situbondo, sudah punya produk andalan. Kelompok tani (poktan) bahagia Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo ini memproduksi beras organik dengan namaRejonik alias Sumberejo Organik.
Serka Rohmadi mengemas beras organik yang akan dijual produksi petani Desa Sumberejo, Situbondo, Jumat (19/05/2023).-Syahrul Rozak Yahya-
Sejak tahun 2017 Serka Rohmadi Babinsa Desa Sumberejo dan Ketua Poktan Jufri berjuang untuk meyakinkan para petani di Desa Sumberejo untuk beralih ke Pupuk Organik. Demi menyelamatkan tanah yang sudah mulai mengeras digempur kimia.
Awalnya, baru beberapa gelintir saja anggota Poktan ini. Sekarang anggota sudah mencapai 25 orang. “Tahun 2020 sudah ada sertifikat organik,” jelas Jufri.
Para petani Poktan Bahagia mulai mencontohkan menanam padi dan tanaman pangan lain dengan pupuk organik. Tidak cukup pupuk, pestisida nya pun dibuat full organik. Memang tidak bisa langsung. Butuh transisi.
Sementara itu, di Desa Dumpiagung, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, Serma Duladi babinsa Koramil 0812/05 Kembangbahu mengembangkan padi SR PO8 Ultra Genjah. Jenis padi itu, tidak memerlukan air yang banyak. Sehingga, bisa ditanam di tanah yang kering.
Serma Duladi dari Kodim Lamongan di memperlihatkan padi SR PO8 Ultra Genjah.- Moch Sahirol Layeli-
Bahkan, hanya membutuhkan 90 hari mulai dari penanaman hingga panen. Lahan yang sebelumnya hanya digunakan untuk menanam jagung, ia mencoba untuk menanam padi. Tahap pertama, ia hanya mencoba satu bidang tanah. Hasilnya menurutnya bagus.
Karena, kualitas padi yang dihasilkan tidak cepat patah. Sudah dua tahun terakhir ia mengembangkan padi jenis tersebut. Petani pun mulai melirik padi SR PO8 Ultra Genjah itu. Saat ini, hanya ia dan Kepala Desa Dumpiagung Nuriyanto yang masih fokus mengembangkan padi jenis tadi.
(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: