Jepang Gandeng Elon Musk Orbitkan Satelit Starlink SpaceX

Jepang Gandeng Elon Musk Orbitkan Satelit Starlink SpaceX

Jepang Lakukan Uji Coba Konstelasi Satelit Starlink SpaceX-the japan news-the japan news

HARIAN DISWAY - Menteri Pertahanan Jepang telah mengadakan uji coba terhadap Konstelasi Satelit Starlink milik SpaceX yang dimiliki oleh Elon Musk. Self-Defense Force (SDF) Jepang telah memulai uji coba tersebut sejak bulan Maret.

Kementerian Pertahanan Jepang telah menandatangani kontrak dengan agen yang menyediakan layanan SpaceX untuk melengkapi unit SDF di sektor udara, darat, dan laut dengan antena Starlink serta beberapa perangkat komunikasi lainnya.

Saat ini, SDF telah menggunakan layanan itu di sekitar 10 lokasi, termasuk pangkalan dan kamp, guna memverifikasi apakah ada mesin atau sistem yang memerlukan perbaikan.

Kementerian Pertahanan Jepang saat ini memiliki dua satelit komunikasi X-band yang mengorbit pada ketinggian 36.000 kilometer di atas permukaan bumi untuk kemudian digunakan oleh SDF.

BACA JUGA:Peringkat Kesetaraan Gender Jepang Makin Anjlok sejak 2021

BACA JUGA:Kaisar Jepang Naruhito Jajal MRT Jakarta

Langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi SDF di tengah tindakan dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia yang terus memperkuat kemampuan mereka dalam serangan satelit.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan layanan komunikasi berkecepatan tinggi yang disediakan oleh perusahaan pengembangan antariksa swasta Amerika Serikat, SpaceX, pada tahun mendatang.

SDF juga telah membuat pengaturan untuk menggunakan satelit militer Amerika Serikat dan negara lain. Konstelasi satelit Starlink diperkirakan akan menghubungkan sejumlah satelit kecil di orbit rendah dengan cakupan yang luas, dengan ketinggian perkiraan 550 kilometer di atas permukaan bumi.

Setelah terjadinya gangguan komunikasi di Ukraina akibat invasi Rusia, pasukan Ukraina telah menggunakan Starlink untuk mendapatkan akses internet. Satelit itu berperan penting dalam pertahanan Ukraina. Hal itujuga memungkinkan Ukraina untuk melancarkan serangan balasan terhadap Rusia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the japan news