Cheng Yu Pilihan Presenter Olahraga Stewart Henry Pesch: Zhi Zhi Bu Dai
Cheng Yu Stewart Henry Pesch--
YANG namanya manusia, memang sulit puas. Dapat satu, masih uring-uringan kenapa tidak dapat seribu. Dapat seribu, masih menyayangkan kenapa tidak dapat sejuta. Dapat sejuta, masih kesal kenapa tidak dapat setriliun....
Mungkin itulah mengapa banyak sekali pelaku korupsi yang sebenarnya, secara materi, sudah tidak kekurangan apa-apa. Mereka, kalau kata pangeran Negara Chu dalam sebuah dialog di kitab Gong Shu (公输), cuma mengidap "窃疾" (qiè jí): penyakit mencuri.
Untuk menyembuhkannya, satu-satunya obat ialah dengan tahu batas: mengekang kerakusan.
"Ketika kita punya kemampuan untuk membatasi diri, maka kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup hanya masalah waktu," kata Stewart Henry Pesch, presenter olahraga ternama.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Guru Bahasa Mandarin SIIBT dan ITCC Rini Kurniawati: Quan Xin Quan Yi
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Direktur PT Amavi Besi Indonesia Yudy Hananta: Tian Sheng Wo Cai Bi You Yong
Pasalnya, sebagaimana ditegaskan Lao Tzu dalam bab 44 Tao Te Ching (道德经), "Siapa yang terlalu banyak keinginan, akan lebih banyak menghabiskan. Siapa yang terlalu banyak menimbun, akan lebih banyak kehilangan. Siapa yang merasa cukup, akan bisa menghindari kehinaan. Siapa yang memahami kapan berhenti, akan bisa menghindari bencana" (甚爱必大费,多藏必厚亡;故知足不辱,知止不殆 shèn ài bì dà fèi, duō cáng bì hòu wáng; gù zhī zú bù rǔ, zhī zhǐ bù dài). Cheng Yu itu menjadi salah satu yang dipilih Stewart.
Yakobus 1:14-15 pun mengingatkan, "[T]iap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."
Perbuatan baik barangkali tidak secepat perbuatan jahat dalam menampakkan hasilnya. Inilah mengapa tidak sedikit orang yang terlena untuk terus berlaku tercela.
Namun demikian, sang Buddha dalam syair 119 dan 120 Dhammapada menegaskan, "Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik selama buah perbuatan jahatnya belum masak; tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.
Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk selama buah perbuatan bajiknya belum masak; tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik." (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: