Penjurian Lapangan Brawijaya Award (35-Habis): Perjalanan Selesai, Waktunya Menghibur Diri

Penjurian Lapangan Brawijaya Award (35-Habis): Perjalanan Selesai, Waktunya Menghibur Diri

Tim juri 4 berkunjung ke Museum di Pamekasan usai penjurian.-Moch Sahirol Layeli-

Perjalanan kami hampir selesai. Rekor yang kami buat adalah kami lebih sering jalan antarkota-kabupaten di malam hari. Dari tujuh kota yang kami singgahi, hanya tiga kota kami jalan di siang hari. Sisanya, kami selalu jalan malam.

Matahari sudah berganti bulan. Sebagian masyarakat pun sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Kami langsung berpamitan dari Danramil 0828/09 Banyuates Kapten Caj Joko Sulaksono. Serta bintara pembina desa (Babinsa) Serma Agus Jaenal Aripin.

Jalanan kali ini sangat gelap. Minim pencahayaan jalan. Hanya di titik tertentu ada penerangan jalan umum (PJU). Itu pun ketika dekat dengan perkampungan. Atau malah melintasi perkampungan. Perjalanan kali itu lumayan panjang.

BACA JUGA:Penjurian Lapangan Brawijaya Award (33): Ular Menyelinap di Dalam Mobil Kodim

Dari Sampang, kami langsung ke Sumenep. Kabupaten paling ujung di Pulau Madura. Di Sumenep, kami sudah ditunggu Lettu Achmad Suyanto, Pasiter Kodim 0827/Sumenep. Beberapa kali ia menghubungi hanya sekedar menanyakan posisi.

“Sudah sampai di mana mas,” tanyanya.


Wisata sungai yang digagal Babinsa dari Kodim Sumenep, Serma Chairul Hadiansyah.-Moch Sahirol Layeli-

“Ini kami masih di perjalanan menuju Sumenep. Jika dilihat dari google map, kami masih di wilayah Sampang, Ndan,” ucap Sahirol saat komunikasi dengan Lettu Suyanto.

Perjalanan itu kami tempuh sekitar dua jam setengah. Kami kejar target. Tapi, bukan karena mau kembali penilaian. Tapi, karena sudah ditunggu oleh Lettu Suyanto dan personel kodim lainnya di sana. Ternyata, beliau sudah komunikasi dengan Pasi Ter Kodim 0828/Sampang Kapten Inf Darminto.

Sesekali saya menoleh ke kaca di dalam mobil. Hanya sekedar melihat kondisi Pak Dosen (Gitadi Tegas Supramudyo) dan Bagus yang duduk di belakang. Kalau Bagus, dipastikan tidur. Namun, pak dosen terlihat menikmati perjalanan.

Beberapa kali Sahirol menjelaskan jika kita melintasi pantai. Kami memang melintasi jalur pantai pulau Madura. Pantainya katanya indah. Tapi, karena perjalanan kita malam, keindahan itu tidak bisa dilihat.

“Besok kita harus pulang siang. Waktunya kita balas dendam. Harus singgah di pantai,” pintaku. Ternyata, permintaanku disetujui warga yang berada di mobil itu.

Tanpa sadar, kita pun sampai di Sumenep. Kami pun mendatangi tempat sesuai lokasi yang dikirimkan Lettu Suyanto. Lagi-lagi itu hotel. Ternyata, kami dibukakan kamar oleh mereka untuk kami beristirahat. Ini sangat spesial.

Kamar yang disediakan ada tiga. Saya dan pak dosen di kamar sendirian. Sahirol dan Bagus tidurnya barengan. Kami datang langsung diarahkan ke kamar yang sudah dipesan. Kami pun langsung dipersilahkan masuk dan tidur.

Kami memang sudah sangat capek. Apalagi, saya yang harus terus mengemudikan mobil. Saya tidak enak meminta pak dosen untuk mengemudikan mobil. Gengsi saya sebagai anak muda itu yang muncul. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: