Sejarah VAR yang Diinginkan Klub BRI Liga 1, Ongkosnya Rp 100 Miliar

Sejarah VAR yang Diinginkan Klub BRI Liga 1, Ongkosnya Rp 100 Miliar

Video Assistant Referee (VAR)/ilutrasi-ilustrasi-Berbagai sumber

SURABAYA, HARIAN DISWAY -  BRI Liga 1 2023/24 banjir kritikan gara-gara kinerja wasit. Padahal kompetisi baru berjalan dua pakan. Sejumlah klub menyuarakan penggunaan Teknologi Asisten Wasit Video (VAR) sebagai solusi.

Namun, penggunaan VAR tidak semudah yang diharapkan. Ketua Umum PSSI, Eric Thohir, mengungkapkan bahwa implementasi sistem VAR memerlukan dana besar. “Untuk sistemnya membutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar,” kata Erick Thohir.

Ia menegaskan PSSI tidak memiliki anggaran sebesar itu, namun ia berjanji untuk mencari sumber dana lainnya. Selain masalah dana, ada beberapa persyaratan lain yang perlu diperhatikan untuk penggunaan VAR. Renovasi stadion yang digunakan dalam Liga serta pelatihan wasit untuk mengoperasikan VAR menjadi hal penting.

"Kami melakukan studi banding dengan Jepang untuk meningkatkan struktur perwasitan yang harus diperbaiki. Kami juga berharap dukungan pemerintah terkait 16 stadion digunakan dalam Liga 1, beberapa sudah ada sistem VAR-nya," ujar mantan Presiden Inter Milan itu.


Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) bersama CEO Persebaya Azrul Ananda (kanan). Persebaya termasuk salah satu klub yang menginginkan VAR. -Persebaya.id-

Hingga saat ini, hanya beberapa stadion yang siap mengimplementasikan VAR, seperti Gelora Bung Karno, I Wayan Dipta, dan Manahan Solo. Oleh karena itu, Erick berharap dukungan pemerintah daerah agar VAR bisa lebih merata.

BACA JUGA:Azrul Ananda Hubungi Erick Thohir Usai Keputusan Kontroversial Wasit Thoriq Alkatiri, VAR Dibutuhkan

BACA JUGA:Dialog Wasit VAR Perlu Disiarkan di TV, Hasil Survei Forum Liga Dunia

Sistem penggunaan VAR di Indonesia akan sedikit berbeda dengan negara-negara lain. Indonesia akan menerapkan sistem desentralisasi. Ruang VAR (VAR Room) akan berada di dalam stadion. Liga Thailand dan Liga Singapura menerapkan sistem sentralisasi. Ruang VAR tidak berada di stadion tetapi terpusat di satu lokasi.

Implementasi sistem sentralisasi di Indonesia dianggap tidak memungkinkan karena pertimbangan geografis dan infrastruktur jaringan. Oleh karena itu, sistem desentralisasi dinilai lebih efektif dalam penggunaan VAR di Indonesia. Pemenuhan ruang VAR di setiap stadion menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.


Sejumlah negara Asean sudah menggunakan VAR. Dua di antaranya Singapura dan Thailand.-FIFA-

Perjalanan VAR di Sepakbola

Penggunaan Teknologi Asisten Wasit Video (VAR) dalam sepakbola dimulai sebagai upaya untuk meningkatkan keadilan dan keakuratan keputusan wasit. Inovasi itu bakal membantu wasit dalam mengambil keputusan yang lebih tepat. Terutama di situasi-situasi krusial.

Pengenalan sistem VAR dimulai dengan uji coba langsung pada Agustus 2016 dalam pertandingan antara dua tim cadangan Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat. Wasit Ismail Elfath menggunakan VAR untuk meninjau dua pelanggaran dan setelah berkonsultasi dengan asisten wasit video Allen Chapman, ia memberikan kartu merah dan kuning terkait insiden tersebut. Beberapa bulan kemudian, penggunaan peninjauan melalui video diperkenalkan dalam pertandingan persahabatan internasional antara Prancis dan Italia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: