Matahari Tepat di Atas Kakbah 15 dan 16 Juli, Kesempatan Untuk Sesuaikan Arah Kiblat
Petugas melakukan pemantauan hilal (rukyatulhilal) dengan teropong di Masjid Al-Musyariin, Basmol, Jakarta Barat, Minggu (1/5/2022). -Dery Ridwansah-Jawapos.com
HARIAN DISWAY - Matahari akan mengalami sebuah peristiwa yang dikenal dengan Istiwa A’zam yang ditandai dengan posisinya yang bakalan tepat di atas Ka'bah.
Fenomena tersebut akan terjadi pada 15 dan 16 Juli 2023. Dengan posisi matahari yang lurus dengan Ka'bah, maka akan ada kesempatan untuk menyesuaikan arah kiblat.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama mengimbau umat muslim Indonesia untuk mengecek arah kiblat pada Sabtu dan Minggu, tanggal 15 dan 16 Juli 2023.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Jadi Hiburan Para Pemudik di Surabaya
Hari dengan 26 dan 27 Dzulhijjah 1444 H tersebut akan terjadi peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar), Kementerian Agama, Adib menjelaskan Istiwa A’zam merupakan saat di mana matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah.
Oleh karena itu, arah kiblat pun akan segaris dengan matahari, ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus yang akan membelakangi arah kiblat. Hal itu didasarkan atas tinjauan astronomi/ilmu falak.
“Peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada hari Sabtu dan Ahad, tanggal 15 dan 16 Juli 2023 bertepatan dengan 26 dan 27 Dzulhijjah 1444 Hijriah pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah," kata Adib, Senin, 7 Juli.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Parsial Muncul Mulai 09.40 Pagi di Langit Surabaya
“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat,” imbuhnya.
Menurut Adib, ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, seperti menggunakan kompas dan teodolit. Namun, umat Islam juga dapat memastikan arah kiblat dengan cara melihat arah bayangan benda.
"Dalam kondisi seperti ini, yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kiblat adalah, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan lot/bandul, permukaan dasar harus datar dan rata, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, dan Telkom," tandas Adib.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: