Teknologi dan Peran Manusia

Teknologi dan Peran Manusia

GURU BESAR baru Unair. Dari kanan, Iman Harymawan, Toetik Koesbardiati, dan Joni Wahyuhadi-PKPI Unair-

KAMIS, 27 Juli 2023, Universitas Airlangga kembali menggelar acara pidato pengukuhan guru besar baru. Kali ini tiga guru besar yang dikukuhkan adalah Iman Harymawan, Toetik Koesbardiati, dan Joni Wahyuhadi

Mereka yang dikukuhkan adalah sosok terbaik yang dimiliki Universitas Airlangga di bidang masing-masing. Joni Wahyuhadi adalah direktur Rumah Sakit dr Soetomo. Toetik Koesbardiati merupakan guru besar pertama di bidang antropologi fisik, khususnya yang berkaitan dengan keahlian untuk mengidentifikasi identitas jenazah. Lalu, Iman Harymawan adalah guru besar muda dari fakultas ekonomi dan bisnis yang memiliki jejaring yang sangat luas dan bereputasi internasional.

Acara pengukuhan guru besar dihadiri tamu dari berbagai kalangan. Pakde Karwo, mantan gubernur Jawa Timur; Isaac C. Chiu, direktur jenderal Taipei Economic and Trade Office di Surabaya; Puruhito, mantan rektor Universitas Airlangga; sejumlah tamu kehormatan lain; para dekan dan wakil dekan; para guru besar; dan berbagai pihak yang hadir untuk menghormati tiga guru besar yang dikukuhkan.

Pengukuhan tiga guru besar berlangsung menarik. Tiga guru besar berasal dari fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, serta fakultas kedokteran. Mereka adalah guru besar yang memiliki keahlian yang berbeda, tetapi diikat persamaan bahwa ketiganya adalah anak bangsa terbaik, yang memiliki concern dalam upaya pengembangan keilmuan dan kegiatan praksis yang bermanfaat bagi kehidupan.

 

Tiga Guru Besar

Dalam pidato pertama, Iman memberikan judul pidatonya: Akhir Perjalanan Profesi Akuntansi: Fiksi atau Realitas?. Menurut Iman, di era perkembangan masyarakat digital, nasib profesi akuntan memang sedang dipertaruhkan. Studi Frey & Osborne dari University of Oxford, Inggris, menemukan bahwa 94 persen dari pekerjaan akuntan dan auditor akan tergantikan oleh proses komputerisasi.

Perkembangan teknologi diprediksi akan terus mengurangi ketergantungan bisnis pada akuntan. Kehadiran ChatGPT dan AI akan melahirkan perubahan besar-besaran di berbagai dunia industri.  Bukan tidak mungkin keberadaan tenaga manual akan terkurangi karena teknologi yang muncul makin lama makin canggih. 

Bukan tidak mungkin kehadiran teknologi bila tidak disikapi dengan kearifan dan kesiapan yang matang akan menyuksesi keberadaan manusia atau tenaga kerja yang ada. Indikasi ke arah sana bukannya tidak ada. Saat ini tidak sedikit perusahaan yang melakukan PHK besar-besaran karena tergantikan teknologi. 

Guru besar kedua yang berpidato adalah Toetik Koesbardiati. Toetik yang dikenal sebagai ketua Program Studi S-3 Ilmu-Ilmu Sosial FISIP Universitas Airlangga adalah sosok humoris yang mengawal kelancaran studi S-3. Sebagai dosen jurusan antropologi, Toetik memberikan judul pidato: Memberi Kesempatan Berbicara pada si Mati.

Toetik memang selama ini menaruh perhatian khusus pada orang-orang yang meninggal dunia. Menurut Toetik, dalam bidang yang dia tekuni, fokusnya adalah bagaimana sisa rangka manusia dapat memberi kita informasi tentang perjalanan, tentang cara hidup dan kebiasaan, tentang kepercayaan, serta tentang kehidupan. 

Di mata Toetik, orang-orang selalu memiliki latar belakang budaya, habitus yang membuat manusia memiliki kekhasan masing-masing. Kenapa hidung orang Eropa mancung? Tak lain karena implikasi dari proses adaptasi iklim dingin. Dengan hidung yang mancung dan lubang hidung yang kecil, paru-paru orang Eropa tidak akan jebol. 

Itu berbeda dengan orang Asia yang hidungnya pesek dan lubang hidungnya besar karena cuaca yang panas. Kekuatan alam, kata Toetik, sanggup membuat manusia melakukan apa pun dan segera beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Orang-orang menjadi gemuk dan menderita obesitas, misalnya, karena ditemukan pangan yang beragam, yang banyak mengandung karbohidrat. Dengan begitu, manusia menjadi lebih banyak tumbuh membesar ke samping daripada tinggi ke atas.

Guru besar ketiga yang dikukuhkan adalah Joni Wahyuhadi. Joni yang juga menjabat direktur Rumah Sakit dr Soetomo memaparkan pidato berjudul Deadliest Human Cancer Glioma: Tantangan dan Harapan di Bidang Bedah Syaraf. Menurut Joni, susunan saraf atau otak hanya merupakan 2 persen dari seluruh berat badan kita. Namun, otak mendapat 20 persen dari sirkulasi darah yang membawa oksigen dan nutrisi. Itu menunjukkan betapa penting dan krusial keberadaan otak untuk selalu dijaga keutuhan dan fungsinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: