Nge-charge Semangat di Wisata Agro Wonosari Lawang dengan Menghirup Wangi Teh di Depan Hamparan Hijau

Nge-charge Semangat di Wisata Agro Wonosari Lawang dengan Menghirup Wangi Teh di Depan Hamparan Hijau

Hamparan hijau tanaman teh yang menyejukkan sejauh mata memandang. -Hiqma NA-

 
Ingin ke kebun teh? Jika di Jawa Barat ada Kebun Teh Puncak Pas, Bogor, di Jawa Timur ada Kebun Teh Wonosari Lawang, di Malang. Ini pilihan tepat untuk rehat sejenak dari rutinitas saat akhir pekan.
 
Menghabiskan akhir pekan dengan window shopping di mal, sudah biasa banget itu. Ada yang lebih asyik dan menarik. Yakni jalan-jalan menikmati kesejukan udara dan keindahan alam ciptaan Tuhan. Salah satunya ke tempat terbuka berhawa dingin yang memiliki pemandangan indah. Kebun teh.
 
Bayangkan. Ketika kita dikelilingi oleh hamparan hijau pohon teh yang terbentang luas, kicauan burung, dan terpaan angin sepoi-sepoi yang sejuk. Sembari minum teh panas yang masih mengepul dan sepiring pisang goreng. Duh, andai itu dilakukan di vila milik sendiri ya. Kapan? 
Ada kincir angin seperti di negeri Belanda yang bisa dijadikan spot foto yang asyik. -Hiqma NA-

 
Bila tidak punya vila pribadi, Anda tetap dapat menikmatinya kok di Kebun Teh Wonosari Lawang. Dikenal juga dengan sebutan Wisata Agro Wonosari. Terletak di lereng Gunung Arjuno. Akhir pekan lalu, saya dan keluarga mengeksplorasi tempat itu. Untuk rehat sejenak dari rutinitas. Healing biar seperti kebanyakan.
 
Kawasan kebun teh ini berada sekitar delapan kilometer dari pintu exit Tol Lawang dan sekitar 20 kilometer dari Kota Malang. Kebun teh yang luasnya mencapai 528 hektar itu dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII sejak 1920. 
Wisatawan asing sedang bercengkerama di Tea House. Menyeruput teh buatan pabrik setempat. -Hiqma NA-

 
Untuk masuk ke sana, kita cukup membeli tiket masuk yang terjangkau. Di hari biasa dan akhir pekan dibanderol dengan harga sangat terjangkau Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu. 
 
Begitu masuk ke kawasannya, saya melanjutkan perjalanan dengan mobil untuk menuju area parkir yang sangat luas. Dari penjaga loket di pintu masuk, pengunjung yang menggunakan aplikasi, disarankan untuk mengatur penjemputan sesuai dengan waktu yang disepakati. Gunanya untuk memudahkan kepulangan. 
 
Dibuka dimulai pukul 07.00-17.00, kita punya waktu yang cukup lama untuk bisa mengeksplorasi seluruh areanya. Tapi sebagai pengunjung yang sudah ingin healing saya sudah happy hanya dengan menatap hamparan kebun teh yang hijau dan asri. 
 
Tapi di sini tak hanya itu. Kita bisa mengikuti tur wisata yakni melihat pengelolaan teh secara langsung, jalan-jalan ke kebun teh, mengenal jenis teh, dan pabrik teh.
Pilihan tempat menginap yang nyaman agar bisa mendapatkan sunrise dan sunset yang indah. -Hiqma NA-

 
Tidak hanya di pantai lo untuk bisa menikmati sunrise dan sunset. Di kebun teh, saya tak mengira ada pemandangan matahari terbit dan terbenam yang menawan. Sama kok indahnya dengan di Kuta atau Senggigi, misalnya. 
 
Malah sunrise di sini berbeda. Ditambah dengan kabut tebal yang dingin. Saat menikmatinya, saya sangat menyarankan Anda untuk mengenakan jaket supaya tidak kedinginan. Sebab main gelap udara makin berkurang ukuran derajatnya.
 
Untuk bisa mendapatkan kedua momen indah itu, sebaiknya Anda bermalam. Mumpung ada 24 cottage. Bisa juga di Hotel Rollas yang berada di tengah hamparan kebun. Hotel dengan 46 kamar itu bertarif mulai sekitar Rp 549 ribu.
 
Yang ingin menikmati sensasi malam sambil berkemah, boleh lo merasakan bagaimana tinggal di camping ground dangan tarif mulai Rp 40 ribu per orang. 
 
Paketnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Ada paket meeting, paket gathering, paket outbond,paket camping, paket bermalam, paket petik teh, paket reuni outdoor, sampai paket wedding. Lengkap bukan.
 
Fasilitas untuk anak dan orang dewasa yang disediakan bisa dinikmati dengan kegiatan tea walk,mengelilingi kebun dengan ATV atau sepeda listrik, berenang di air hangat. Banyak yang sekadar duduk santai mengudap aneka suguhan. 
 
Yang terakhir itu pasti makin gayeng jika sembari ditemani seduhan Teh Rollas, produk Pabrik Teh Wonosari milik PT Perkebunan Nusantara XII. Saya menyeruputnya saat teh masih mengepul uapnya. Amboi, wanginya tiada tara!
Aneka produk Teh Rollas produksi Pabrik Teh Wonosari milik PT Perkebunan Nusantara XII. -Hiqma NA-

 
Jika ingin asyik lagi, naiklah ke Bukit Kuneer. Objek ini favorit. Untuk ke sana, saya harus berjalan di area mendaki kurang lebih sejauh 2 kilometer. Tapi demi merasakan sejuknya udara dan menikmati hamparan hijau teh yang luas sejauh mata memandang, saya membulatkan niat dan tekad serta menyiapkan tenaga.
 
Sebelum masuk di area bukit pengunjung dikenakan biaya Rp 10 ribu. Cukup terjangkau ya. Sesampainya di atas, semua rasa lelah terbayar lunas. Betapa tidak. Sejauh mata memandang, saya dimanjakan dengan hamparan hijaunya teh dan hawa sejuk pegunungan. Beberapa pengunjung asyik berswafoto atau bersama pasangan. Saya pun.
 
Coba deh beraksi di beberapa spot foto yang menarik. Bisa di depan miniatur kincir angin yang serupa aslinya di Belanda sana atau di titian jembatan kayu yang memanjang. Di situ, warna kayunya terlihat sangat kontras di antara yang hijau. Hasilnya, foto Anda akan oke. 
Mengambil foto berduaan dengan latar belakang pemandangan hijau dan udara yang segar di Wisata Agro Wonosari, Lawang. -Hiqma NA-

 
Tak ingin melewatkan momen, saya juga berpose di beberapa spot foto terbaik. Sebab jalan-jalan bukan hanya tentang menikmati keindahan ciptaan Tuhan, bukan. Tetapi ada sejumput memori yang indah untuk dikenang dan diceritakan.
 
Lega rasanya mata ini dimanjakan semua yang hijau di sini. Tampak beberapa pemetik teh sedang bekerja memotong tanaman teh agar kembali bersemi. Mereka mengambil pucuknya yang sudah dinantikan oleh para pecinta teh. Termasuk saya.
 
Matahari mulai terik karena mendekati waktu makan siang. Saatnya saya turun. Kali ini ditutup dengan kulineran di area Tea House. Tetap dengan Teh Rollas dibarengi pisang goreng serta tempe mendoan. 
 
Sambil menghirup teh pekat itu pelan-pelan, saya pandang hijaunya lagi. Saya rangkus kesejukan udaranya. Semua itu ternyata ampuh menjadi penyemangat saya kembali ke rutinitas. (Oleh Hiqma Nur Agustina, dosen yang tinggal di Malang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: