Polusi Udara di Kota-Kota Indonesia, Berbahaya Bagi Pengidap Asma dan PPOK
Kualitas udara di Tangerang Selatan terburuk se-Indonesia-Foto/Unsplash/Ahmad Faiz-
HARIAN DISWAY - Kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia tengah disorot. Laman iqair.com menempatkan kota Tangerang Selatan sebagai daerah dengan udara paling tercemar dengan indeks kualitas udara 168 alias tidak sehat.
Kemudian disusul oleh Bandung dengan AQI 162, Serang, Banten AQ1 159, baru kemudian disusul Jakarta dengan AQI 155.
Meski demikian, DKI Jakarta juga nangkring di posisi keempat kota dengan udara paling tercemar di dunia. Hanya di bawah Dubai, Uni Emirat Arab, Doha, Qatar, dan Accra, Ghana.
BACA JUGA:Kualitas Udara di Indonesia Jauh dari Standar WHO, Jakarta dan Surabaya Paling Tercemar
Sementara Surabaya berada di posisi ke 8 dengan kualitas udara sedikit lebih baik. Yakni dengan AQI 99. Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, polusi udara memang terjadi dari waktu ke waktu di berbagai kota di berbagai belahan dunia.
“Malahan WHO menyatakan bahwa di sekitar 90 persen anak di dunia hidup dalam lingkungan yang kadar polusi udaranya melebihi ambang batas,” kata Tjandra Kamis malam, 10 Agustus 2023.
Tjandra mengungkapkan, dalam jangka pendek, menghirup udara penuh polusi bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan seperti ISPA, radang tenggorokan, dan bronkitis.
Namun, dampak jangka panjang dari menghirup polusi udara tersebut bisa menimbulkan perburukan penyakit paru-paru yang kronis.
“Misalnya seseorang yang memang punya asma akan lebih mudah dapat serangan asma kambuh, begitu juga pasien PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) akan lebih mungkin eksaserbasi akut,” jelasnya.
Jika polusi udara terjadi terus menerus selama bertahun-tahun berkepanjangan maka memang secara teoritis dapat saja menimbulkan penyakit paru kronik.
BACA JUGA:Gara-Gara Kemacetan, Jakarta Rugi Rp 100 Triliun per Tahun
Meski demikian, Tjandra mengungkapkan bahwa polusi udara akan berfluktuasi. Kualitas udara yang buruk kadang membaik. Sehingga yang muncul bukanlah dampak berkepanjangan.
“Jadi dampak terjadinya penyakit paru kronik sampai mungkin kanker paru dll bukanlah terjadi akibat polusi udara yang memburuk hanya dalam beberapa hari/minggu saja seperti sekarang ini.” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: