Sejarah Mausoleum Pieta, Puhsarang, Tempat Peristirahatan Terakhir Mgr Sutikno

Sejarah Mausoleum Pieta, Puhsarang, Tempat Peristirahatan Terakhir Mgr Sutikno

Surabaya, Harian Disway – Mgr Sutikno sudah berada di tempat peristirahatan terakhirnya. Mausoleum Pieta. Tempat tersebut dijadikan sebagai area pemakaman bagi Uskup dan Romo yang berada di Keuskupan Surabaya. Bagaimana sejarah Mausoleum Pieta?

Mausoleum adalah perkataan dalam bahasa latin yang artinya makam atau kuburan. Dinamakan Mausoleum Pieta karena di dalam bangunan tersebut terdapat patung Maria Pieta.

Dalam kuburan ini jenazah para romo tidak dimakamkan di tanah tapi dimasukkan ke dalam sebuah makam bersusun dua. Semuanya ada 48 makam di mausoleum Pieta ini, yang dirancang oleh Ir. A.S. Rusli dan Ir. Harry Widayanto.

Sebelum adanya Mausoleum tersebut, para Romo di Keuskupan Surabaya bila meninggal dimakamkan di kuburan Kembang Kuning, Surabaya. Belum ada makam khusus antuk para Romo seperti yang terdapat di Jawa Tengah atau di tempat-tempat lainnya.

Situasi keamanan dan kondisi makam Kembang Kuning menyebabkan pihak Keuskupan tidak bisa menata atau mengatur pemakaman para Romo di tempat itu.

Keadaan ini menyebabkan umat enggan untuk berziarah ke makam para Romo yang sudah meninggal karena alasan keamanan dan jauhnya tempat itu dari jangkauan umat.

BACA JUGA: In Memoriam Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksnono, Mengenang Jiwa Penuh Semangat

BACA JUGA: Mendiang Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono Dikenang Sebagai Sosok Tabah dan Bersahaja

Oleh sebab itu Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta membangun sebuah makam khusus untuk para Romo yang tinggal dan bekerja di Keuskupan Surabaya.

Makam itu memakai pola kuburan seperti yang dilakukan di makam Kerkop Muntilan dan di makam tempat ziarah Kaliori, Purwokerto serta tempat makam romo-romo Yesuit di Cirisonta, Jawa Tengah.

Pada saat itu di Puhsarang memang sudah ada kuburan khusus untuk umat Katolik yang tinggal di Puhsarang, tapi belum ada makam khusus untuk para romo.

Namun, secara khusus Romo Emilio Rossi, CM yang meninggal dunia pada tanggal 16 Maret 1999 dimakamkan di kuburan umat, sesuai dengan permintaannya sendiri sebelum meninggal dunia.

BACA JUGA: Si Kebo, Kendaraan Kesayangan Uskup Surabaya Mgr Sutikno, Setia Menemani Wira-Wiri Ngurus Umat

Mausoleum Pieta diberkati oleh Uskup Surabaya pada tanggal 28 September 2000 namun diresmikan penggunaannya pada tanggal 8 Oktober 2000.

Almarhum Romo Rossi, CM, yang sudah dimakamkan di kuburan umat tetap di sana, tidak dipindahkan bersama romo-romo lainnya sebab memang sebelum meninggal dia berpesan ingin tetap dimakamkan di tengah-tengah umat Puhsarang yang pernah dilayaninya ketika masih hidup dan menjadi Pastor Paroki Kediri. 

Dengan demikian diharapkan agar umat katolik bila berziarah ke Puhsarang untuk berziarah kepada Bunda Maria bisa sekaligus berziarah atau mengunjungi makam para Romo dan Uskup di Puh Sarang. (Nathan Gunawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: