Bayi Tertukar, Ingat Dewi dan Cipluk

Bayi Tertukar, Ingat Dewi dan Cipluk

Ilustrasi Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan wajibkan tes DNA.--

Dikutip dari Jawa Pos, Nova, Tempo, terbitan awal April 1987, bayi yang tertukar itu bernama Dewi dan Cipluk. Anak pasutri Kartini-Suripno dan Nuraini-Ambam Hidayat. Waktu itu heboh luar biasa. Sampai difilmkan berjudul Dewi dan Cipluk, Semua Sayang Kamu.

Dewi dan Cipluk sama-sama dilahirkan di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan, 28 Maret 1987. Yang lahir di puskesmas tersebut di tanggal itu, ya cuma dua bayi tersebut.

Kronologi versi Kartini:

Sabtu, 28 Maret 1987, sekitar pukul 12.00 WIB. Kartini melahirkan bayi perempuan di Puskesmas Cilandak. Setelah lahir, bayi itu dibersihkan perawat. Beberapa waktu kemudian, diserahkan kepada Kartini untuk disusui.

Kemudian, datanglah Nuraini masuk dan mendekati Kartini yang tiduran bersama bayi. Nuraini juga baru saja melahirkan bayi perempuan di puskesmas itu.

Kartini kepada wartawan: ”Nuraini mendatangi saya, lalu ngobrol soal bayi yang baru lahir. Dia seperti memberi perhatian berlebih kepada bayi saya.”

Firasat Kartini itu terbukti. Nuraini, menjelang meninggalkan Kartini, bilang begini: ”Itu bayi saya loh, Bu...”

Kartini kaget. Spontan dia membantah dengan keras. Terjadi keributan. Dilerai perawat. Akhirnya didamaikan.

Ruang ibu dan ruang bayi berbeda. Maka, setelah bayi selesai disusui Kartini, bayi dikembalikan lagi ke ruang bayi. 

Senin, 30 Maret 1987, Kartini boleh pulang. Saat itulah ia merasa bayi yang diberikan perawat itu bukan bayi yang dia susui kemarin. 

Kartini: ”Anak yang saya lahirkan, kupingnya lebar, berambut tebal. Waktu saya akan pulang, diberi perawat bayi berkuping kecil, berambut tipis.”

Seketika itu Kartini protes. Pengelola puskesmas mengumpulkan para perawat untuk klarifikasi. Hasilnya, para perawat meyakinkan bahwa tidak terjadi bayi tertukar. Yang dibawa Kartini adalah bayi yang dilahirkan Kartini.

Kartini, dengn didampingi suami, pulang. Membawa bayi tersebut. Walaupun, Kartini merasa yakin, itu bukan bayinyi.

Rabu, 1 April 1997, Kartini kembali ke puskesmas dengan membawa bayi. Waktu itu Nuraini dan bayinyi sudah pulang dari puskesmas. Kartini komplain keras, itu bukan anaknyi. Lalu, ia menyerahkan saja bayi tersebut ke puskesmas.

Kartini: ”Dua hari saya bersama bayi itu. Hati saya tidak bisa menerima. Akhirnya, saya kembalikan saja bayi itu ke puskesmas.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: